Yang Dimaksud Pengertian Kreativitas

Pengertian Kreativitas  - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Kreatif” diartikan mempunyai daya cipta atau mempunyai kemampuan untuk me...

A+ A-
Pengertian Kreativitas  - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Kreatif” diartikan mempunyai daya cipta atau mempunyai kemampuan untuk membuat sesuatu dan “Kreativitas” diartikan kemampuan  untuk mencipta atau daya cipta. Dalam bahasa Inggris “creativity” berarti daya cipta. Kaprikornus kreativitas ialah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.

Kreativitas atau daya cipta ialah kemampuan insan untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, yakni 1)sensitivitas atau kepekaan terhadap masalah, yaitu kemampuan melihat segala sesuatu, memperhatikan masalah atau bidang kebutuhan dan menyadari keadaanyang menjanjikan serta kemampuan mengadakan pengamatan secara rinci 2) kelancaran, yaitu kemampuan menghasilkan banyak gagasan dan siap mendapatkan perubahan-perubahan serta kegagalan 3) originalitas dan kebaruan, yaitu kemampuan mencetuskan gagasan orisinil atau pedoman sendiri yang berbeda maupun modifikasi dari yang sudah ada 4) keluwesan, yaitu kemampuan memakai aneka macam kemungkinan pendekatan dan gampang menyesuaikan terhadap kemungkinan perubahan 5) penyusunan dan pengembangan,yaitu melaksanakan hal-hal secara detail dan mengurai lebih rinci serta menggabungkan atau membentuk suatu perwujudan menyeluruh 6) pendefinisian ulang, yaitu merumuskan batasan-batasan dengan melihat kembali cara yang tidak lazim.

Utami Munandar mengartikan kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat hal-hal gres yang pada hakekatnya membedakan insan dari mesin dan binatang. Lebih lanjut Utami Munandar mengutip pendapat Stein, bahwa kreativitas harus mempunyai makna sosial artinya bermanfaat bagi dan sanggup dinikmati oleh masyarakat.
Pengertian Kreativitas

Senada dengan pendapat di atasmenurut David Campbell dijelaskan, kreativitas ialah aktivitas yang mendatangkan hasil yang bersifat: 1) pembaruan menyerupai inovasi, belum ada sebelumnya, penyegaran gila dan menarik ; 2) mempunyai kegunaan (useful), yaitu lebih berguna, lebih mudah, praktis, memecahkan masalah, memperlancar, mengurangi kendala dan mendatangkan hasil lebih banyak ; 3) sanggup dimegerti (understandable) yaitu dari hasil tersebut sanggup dimengerti dan sanggup dibentuk atau diulang sama dalam waktu lain. Kaprikornus sesuatu yang terjadi lantaran kebetulan dan tidak dimengerti serta tidak sanggup diulang, bukan merupakan kreativitas.

Orang yang kreatif ialah individu yang memakai daya imajinasinya untuk memecahkan problem sehari-hari. Kreativitas telah menggerakkan insan semenjak ia mungkin mengadakan pemecahan masalah dengan kecerdasan. Semula kreativitas ini berkristalisasi menjadi watak istiadat dan tradisi tapi kemudian setiap kali akan terjadi perombakan struktur-struktur baku oleh kretivitas insan pula. Bila dengan pemecahan itu terjadi restrukturasi, yaitu hal-hal yang telah membaku sanggup didobrak dan diatasi sanggup dikatakan terjadi penyelelasaian kreatif. Kreativitas pada dasarnya ialah kemampuan mengadakan restrukturisasi. Kreativitas lebih sesuai dikatakan sebagai kepekaan gres terhadap masalah.

Beberapa definisi perihal kreativitas, pada pada dasarnya ada persamaan yaitu menjelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang gres atau berbeda, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya gres maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Karakteristik Orang Kreatif
Orang yang kreatif ialah individu yang memakai daya imajinasinya untuk memecahkan problem sehari-hari. Kreativitas tidak hanya tercermin dari produk atau ciptaan baru, akan tetapi juga dalam sikap atau gaya hidup. Dalam ilmu pengetahuan, kreativitas memegang peranan khusunya padasaat penting terjadinya penemuan dalam ilmu.

T. Heraty Noerhadi mengutip pendapat Rollo May menjelaskan bahwa kreativitasmemerlukan keberanian yang disebut olehnya “the courage to create”. Keberanian kreatif  yaitu keberanian untuk menemukan tatanan atau bentuk-bentuk baru, lambang-lambang baru, serta pola-pola gres bagi suatu masyarakat (termasuk siswa). Utami Munandar mengutip pendapat Arasteh mengenai kreativitas: “Creativity is a vision and actualization of that vision. This vision is a unit; it is complete and pregnant. Just as night gives birth to day, the seed to a plant, an ovum to a child; so too a creative vision gives birth indefinitely and its actualization  produces scientific, artistic or religious form”.

Adanya creative visioninilah yang menjadikan kegembiraan dan kebahagiaan pada seseorang dalam berkreasi. Kepuasan ini menumbuhkan motivasi tersendiri. Kepuasan dalam berkreasi ini memungkinkan banyaknya penemuan gres diberbagai bidang.

Kriteria perihal kreativitas berdasarkan Amabile 1983 menyangkut tiga dimensi yaitu proses, person dan produk kreatif. Proses kreatif identik dengan berfikir Janusian, yaitu berfikir divergen yang berusaha melihat sesuatu dari aneka macam dimensi secara bermacam-macam bahkan bertentangan dan menjadi pedoman baru. Namun kriteria ini jarang digunakan lantaran kurang menyentuh problem inti yaitu produk kreatif. Dimensi person identik dengan apa yang oleh Guilford  disebut sebagai kepribadian kreatif. Keberatan atas dimensi ini jikalau dijadikan kriteria satu-satunya untuk menilai kreativitas oleh beberapa hebat disebabkan juga lantaran belum benar-benar menyentuh esensi kreativitas yaitu melahirkan sesuatu yang baru. Dimensi produk  memperlihatkan hasil perbuatan baik berupakarya konkret maupun gagasan. Dimensi ini dipandang yang paling eksplisit yang bisa memperlihatkan fakta perihal telah dihasilkannya sesuatu yang gres dan disebut sebagai kriteria puncak. Namun beberapa hebat masih mencurigai jikalau kriteria ini dijadikan satu-satunya ukuran lantaran nilai subyektivitas untuk menilai hasil karya kreatif masih tinggi.

Dari aneka macam studi, Dedi Supriadi menyimpulkan bahwa evaluasi kreativitas lebih banyak didasarkan pada produk kreatif dan sikap kreatif. Berkaitan dengan sikap kreatif tersebut Mulyono Gandadiputra menyarikan pendapat Hilgard & Atkinson perihal karakteristik orang-orang yang kreatif sebagai berikut:
1.  Bebas dalam berfikir dan bertindak. Tidak menyukai kegiatan-kegiatan kelompok yang menuntut konformitas dan tidak gampang dipenngaruhi desakan-desakan sosial bila mereka telah yakin bahwa pendapatnya sendiri telah benar.
2.  Kecenderungan untuk kurang dogmatis dan lebih relativistik dalam pandangan hidupnya dibandingkan dengan orang-orang yang dinilai tidak kreatif.
3.  Berkemauan untuk mengakui dorongan-dorongan dirinya yang tidak berdasarkan nalar (irrational).
4.  Menyukai hal-hal yang rumit dan baru.
5.  Menghargai humor dan mempunyai “a good sense of humor”.
6.  Menekankan pentingnya nilai-nilai teoritis dan estetik.

Dari uraian tersebut tampak bahwa karakteristik orang kreatif cenderung bebas dan tidak ingin terkurung dalam aturan-aturan yang baku.

Sementara itu Dedi Supriadi membedakan ciri-ciri kreativitas dalam dua belahan yaitu cirri kognitif dan non kognitif. Ciri Kognitif mencakup antara lain empat cirri berfikir kreatif yituorisinalitas, fleksibilitas, kelancaran dan elaborasi. Ciri non kognitif termasuk motivasi, sikap dan kepribadian kreatif.

Guilford menyampaikan bahwa bila penelitian memakai faktor analisa, maka sifat-sifat berikut ini muncul sebagai faktor-faktor yang penting dalam perencanaan dan kemampuan yang dipandang sebagai karakteristik orang kreatif:
1.  Fluency, kelancaran, kesigapan, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
2.  Fleksibilitas, kemampuan untuk memakai bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan.
3.  Originalitas, kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan orisinil dan baru.
4.  Elaborasi, kemampuan melaksanakan hal-hal secara detail terperinci.
5.  Redefinition, kemampuan untuk refleksi dan merumuskan kembali batasan-batasan dengan melihat dari sudut lain.

Hampir senada dengan pendapat tersebut, maka Gary K. Himes memperlihatkan gambarantentang sifat-sifat khas orang yang disebut kreatif, sebagai berikut:
1.  Sensitivitas/kepekaan terhadap masalah dan lingkungan. Kemampuan untuk melihat segala sesuatu, perhatian pada aneka macam masalah atau bidang kebutuhan dan menyadari keadaan yang menjanjikan. Ada kemampuan khusus untuk melaksanakan pengamatan yang luar biasa dan rinci.
2.  Fleksibel, terbuka, ingin tahu, dan selektif. Penyesuaian dengan setiap perkembangan serta perubahan gres dilakukan dengan cepat.
3.  Penilaian bebas. Ada impian untuk lain dari yang lain dan menyimpang dari praktik masa lalu, dan membuat yuang baru.
4.  Toleransi terhadap kesamaran. Mentolerir ketidak tentuan, kerumitan dan ketidak teraturan, kemungkinan bisa mendatangkan jawaban.
5.  Fleksibilitas mental. Pikiran kreatif memperlihatkan mobilitas ketika data dan gagasan diatur kembali, dimodifikasi, dan didefinisikan kembali. Jika tidak terjadi pedoman yang berarti maka  dilarang dan kembali lagi dengan pendekatan yang lebih segar.

Gambaran dari Gary K. Himes tersebut menjelaskan sifat orang-orang kreatif terutama dari pandangannya terhadap permasalahan yang timbul. Orang kreatif cepat melihat suatu masalah, mencari aneka macam alternatif solusi, berani mencoba meski terkadang menyimpang dari kebiasaan. Gambaran ini hampir sama (senada) dengan pandangan Guilford.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas
Individu kreatif harus memenuhi kondisiantara lain mempunyai peluang, dalam arti bebas dari kecemasan dan kekhawatiran yang memungkinkan suatu reorientasi kreatif, dan mengatasi suatu  “wishful seeing”atau “selective in attention”. Kreativitas hanya sanggup tampil  dalam peluang kebebasan yang bertanggung jawab, ditunjang keberanian untuk merubah struktur baku.

Silvano Arieti memberikan bahwa dalam kebudayaan-kebudayaan tertentu kreativitas lebih dihargai, kebudayaan menyerupai itu dinamakan kebudayaan creativogenic. Faktor bakat, disiplin langsung dan lingkungan (alam dan fisik, social dan budaya) secara sendiri-sendiri atau bahu-membahu mempunyai pengaruh  yang besar terhadap berkembangnya kreativitas.

Dalam penelitian yang dilakukan para psikolog disimpulkan bahwa setiap orang dilahirkan kreatif, tetapi daya kreatif ini agak menghilang dalam proses pendewasaan. Untuk menjaga biar kreativitas alami ini tetap hidup dan produktif harus diciptakan kondisi yang memungkinkan mereka bisa bebas berkembang, hal ini bisa dimulai dari seorang manajer (termasuk kepala sekolah). Untuk sanggup efektif, kreativitas perlu ditopang oleh pinjaman organisasi dan kepemimpinan manajerial serta keterampilan pribadi.

Senada dengan pandangan Michael K.Badhawy, Dedi Supriadi menyebutkan bahwa kreativitas seseorang muncul bukan hanya lantaran dorongan intrinsiknya, melainkan perlu iklim lingkungan yang memungkinkannya merasa kondusif untuk berkarya, berimajinasi dan mengambil prakarsa sehingga ada keberanian mengambil resiko. Pada belahan lain Dedi Supriadi menuliskan adanya studi historis dalam kreativitas memperlihatkan bahwa faktor kepemimpinan sangat mensugesti dinamika kreativitas masyarakat. Kreativitas terkait erat dengan inovasi, melalui kreativitas akan dihasilkan sesuatu yang gres (inovatif). Meskipun tidak selalu kreativitas menghasilkan karya inovatif. Tjetjep Rohindi Rohidi menyatakan bahwa dalam pengertian kreativitas tercakup adanya rasapercaya diri dan sikap serta sikap inovatif. Inovasi merupakan belahan penting dari sebuah kreativitas, sehingga citra perihal penemuan juga akan banyak memberi citra kreativitas.

Stanley Baran dan Peter Zandan mengungkapkan adanya efek yang berpengaruh dari lingkungan organisasi dan contoh manajerial dalam mendorong inovasi, menyerupai tampak dalam tabel berikut. Meskipun belum memperlihatkan secara menyeluruh perihal faktor yang mensugesti kreativitas namun setidaknya memperlihatkan gambaran, lantaran belahan utama dari kreativitas ialah penemuan (kebaruan).

Related

Psikologi 4060268305670011676

Technology

Hot in week

Recent

Comments

item