Tips Cara Kerja Otak
Brain Rules ditulis oleh John Medina, spesialis biologi molekuler dan konsultan penelitian. Dia mengakui bahwa otak itu kompleks tapi in...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/tips-cara-kerja-otak.html
Brain Rules ditulis oleh John Medina, spesialis biologi molekuler dan konsultan penelitian. Dia mengakui bahwa otak itu kompleks tapi ingin memperkenalkan cara kerja otak secara sederhana dengan menciptakan 12 hukum cara kerja otak. Tidak hanya klarifikasi teoritis, John Medina menjelaskan konsekuensi mudah pada setiap aturan, dalam konteks rumah, sekolah dan daerah kerja.
1. Bergerak melejitkan kemampuan otak
Otak kita dirancang untuk berjalan kaki sekitar 19 kilometer per hari, selama masa evolusi nenek moyang kita. Ketika kita bergerak, darah akan terpompa ke otak, mengalirkan oksigen dan glukosa. Aerobik 2 kali seminggu memangkas resiko terkena dementia (penurunan kapasitas otak) dan menurunkan resiko hingga 60% terkena Alzheimer. Aturan pertama ini menjelaskan mengapa kita gampang bosan saat duduk membisu di dalam kelas atau ruang kerja. Tanpa pergerakan menciptakan oksigen yang mengalir ke otak berkurang sehingga dianggap sebagai sinyal beristirahat. Persoalannya, ruang kelas dan kerja kita didesain dengan perkiraan kita membisu saat berguru dan bekerja.
Praktisnya: Bila badan kita membisu maka otak kita diam. Bergeraklah sambil berguru dan bekerja. Sekurang-kurangnya, lakukan pergerakan 10 menit sehabis berguru atau bekerja.
2. Otak kita juga berevolusi
Otak ialah organ bertahan hidup kita dalam menjalani evolusi. Kita mengatasi dunia dengan mengikuti keadaan dengan perubahan lingkungan. Kita bukan makhluk yang terkuat di bumi ini, tapi otak kita menjelma yang terhebat. Otak kita berkembang selama menangani penyelesaian kasus dan membangun korelasi dengan orang lain.
Kemampuan memahami kasus dan membangun korelasi dengan orang lain menjadi acara bertahan hidup utama, bahkan hingga hari ini. Bukan saja di sekolah, kedua kemampuan itu juga kita butuhkan di daerah kerja.
Praktisnya: Bila kita tidak nyaman dengan orang lain maka kita tidak bisa efektif. Ketika murid tidak nyaman dengan gurunya maka berguru menjadi tidak efektif. Ketika bawahan tidak nyaman dengan atasannya maka bekerja menjadi tidak efektif. Belajar menyimak motivasi orang lain dan bangun korelasi semoga otak kita bekerja efektif.
3. Setiap otak tersusun secara berbeda
Otak dari kecil mengalami perkembangan yang luar biasa. Ada serangkaian korelasi yang terbangun antar ujung syaraf seiring dengan penghilangan korelasi yang lain. Apa yang kita lakukan dan pelajari dalan kehidupan mengubah bentuk fisik otak kita, mengubah susunan otak kita.
Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda dalam menjalani hidup. Tidak ada dua otak insan yang sama yang menyimpan gosip yang sama dengan cara yang sama di daerah yang sama. Ada jutaan cara untuk menjadi cerdas sebagaimana diyakini konsep kecerdasan beragam Howard Gardner. Sayangnya, banyak diantaranya tidak muncul dalam tes IQ.
Praktisnya: Perlakukan diri kita dan orang lain sebagai individu unik yang memiliki cara belajarnya sendiri.
4. Kita tidak memperhatikan hal-hal membosankan
Otak bisa diibaratkan sebagai lampu sorot (spotlight) yang menyorot banyak sekali macam hal di sekitarnya. Lampu sorot otak ini hanya sanggup fokus pada satu hal pada satu waktu: Tidak ada multitasking bagi otak.
Lampu sorot otak itu menyukai sesuatu yang membangkitkan emosi dan gampang beralih saat menyorot sesuatu yang membosankan. Ceramah atau pembicaraan yang biasa-biasa saja hanya menerima perhatian dari otak kita kurang dari 10 menit.
Praktisnya: Pancing perhatian orang yang mendengarkan kita bicara sehabis 10 menit melalui dongeng yang menyentuh emosi. Hindari interupsi dalam mengerjakan suatu kiprah alasannya ialah akan meningkatkan jumlah kesalahan.
5. Ulangi untuk Mengingat
Otak itu menyerupai mesin pengolah gosip yang memiliki bermacam-macam mekanisme. Salah satunya, declarative memory yang memiliki 4 tahap pengolahan informasi: mengodekan, menyimpan, memanggil dan melupakan.
Kalau kita mengingat gosip dengan cara yang biasa-biasa saja, maka kita akan segera melupakan. Ibarat bertemu dengan seseorang yang biasa-biasa saja maka kita segera melupakan begitu saja. Beda bila pertama bertemu begitu mempesona, hingga rumah pun masih terbayang-bayang wajahnya. Semakin rumit kita mengodekan gosip semakin berpengaruh memori itu.
Terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat.
1. Bergerak melejitkan kemampuan otak
Otak kita dirancang untuk berjalan kaki sekitar 19 kilometer per hari, selama masa evolusi nenek moyang kita. Ketika kita bergerak, darah akan terpompa ke otak, mengalirkan oksigen dan glukosa. Aerobik 2 kali seminggu memangkas resiko terkena dementia (penurunan kapasitas otak) dan menurunkan resiko hingga 60% terkena Alzheimer. Aturan pertama ini menjelaskan mengapa kita gampang bosan saat duduk membisu di dalam kelas atau ruang kerja. Tanpa pergerakan menciptakan oksigen yang mengalir ke otak berkurang sehingga dianggap sebagai sinyal beristirahat. Persoalannya, ruang kelas dan kerja kita didesain dengan perkiraan kita membisu saat berguru dan bekerja.
Praktisnya: Bila badan kita membisu maka otak kita diam. Bergeraklah sambil berguru dan bekerja. Sekurang-kurangnya, lakukan pergerakan 10 menit sehabis berguru atau bekerja.
2. Otak kita juga berevolusi
Otak ialah organ bertahan hidup kita dalam menjalani evolusi. Kita mengatasi dunia dengan mengikuti keadaan dengan perubahan lingkungan. Kita bukan makhluk yang terkuat di bumi ini, tapi otak kita menjelma yang terhebat. Otak kita berkembang selama menangani penyelesaian kasus dan membangun korelasi dengan orang lain.
Kemampuan memahami kasus dan membangun korelasi dengan orang lain menjadi acara bertahan hidup utama, bahkan hingga hari ini. Bukan saja di sekolah, kedua kemampuan itu juga kita butuhkan di daerah kerja.
Praktisnya: Bila kita tidak nyaman dengan orang lain maka kita tidak bisa efektif. Ketika murid tidak nyaman dengan gurunya maka berguru menjadi tidak efektif. Ketika bawahan tidak nyaman dengan atasannya maka bekerja menjadi tidak efektif. Belajar menyimak motivasi orang lain dan bangun korelasi semoga otak kita bekerja efektif.
3. Setiap otak tersusun secara berbeda
Otak dari kecil mengalami perkembangan yang luar biasa. Ada serangkaian korelasi yang terbangun antar ujung syaraf seiring dengan penghilangan korelasi yang lain. Apa yang kita lakukan dan pelajari dalan kehidupan mengubah bentuk fisik otak kita, mengubah susunan otak kita.
Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda dalam menjalani hidup. Tidak ada dua otak insan yang sama yang menyimpan gosip yang sama dengan cara yang sama di daerah yang sama. Ada jutaan cara untuk menjadi cerdas sebagaimana diyakini konsep kecerdasan beragam Howard Gardner. Sayangnya, banyak diantaranya tidak muncul dalam tes IQ.
Praktisnya: Perlakukan diri kita dan orang lain sebagai individu unik yang memiliki cara belajarnya sendiri.
4. Kita tidak memperhatikan hal-hal membosankan
Otak bisa diibaratkan sebagai lampu sorot (spotlight) yang menyorot banyak sekali macam hal di sekitarnya. Lampu sorot otak ini hanya sanggup fokus pada satu hal pada satu waktu: Tidak ada multitasking bagi otak.
Lampu sorot otak itu menyukai sesuatu yang membangkitkan emosi dan gampang beralih saat menyorot sesuatu yang membosankan. Ceramah atau pembicaraan yang biasa-biasa saja hanya menerima perhatian dari otak kita kurang dari 10 menit.
Praktisnya: Pancing perhatian orang yang mendengarkan kita bicara sehabis 10 menit melalui dongeng yang menyentuh emosi. Hindari interupsi dalam mengerjakan suatu kiprah alasannya ialah akan meningkatkan jumlah kesalahan.
5. Ulangi untuk Mengingat
Otak itu menyerupai mesin pengolah gosip yang memiliki bermacam-macam mekanisme. Salah satunya, declarative memory yang memiliki 4 tahap pengolahan informasi: mengodekan, menyimpan, memanggil dan melupakan.
Kalau kita mengingat gosip dengan cara yang biasa-biasa saja, maka kita akan segera melupakan. Ibarat bertemu dengan seseorang yang biasa-biasa saja maka kita segera melupakan begitu saja. Beda bila pertama bertemu begitu mempesona, hingga rumah pun masih terbayang-bayang wajahnya. Semakin rumit kita mengodekan gosip semakin berpengaruh memori itu.
Terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat.