Yang Dimaksud Pengertian Media Massa Serta Fungsi Dan Peranan Media Massa
Salah satu unsur penting yang berperan didalam penyebaran informasi dan menumbuhkan kesadaran serta motivasi bagi sebuah perubahan masyaraka...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-media-massa.html
Salah satu unsur penting yang berperan didalam penyebaran informasi dan menumbuhkan kesadaran serta motivasi bagi sebuah perubahan masyarakat ialah media massa. Hal ini disebabkan pada satu persepsi bahwa salah satu kebutuhan utama dalam bidang informasi, insan memanfaatkan informasi pada posisi yang sangat mendasar, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Informasi dipakai dengan adanya kebutuhan untuk banyak sekali tujuan mencapai sesuatu yang diinginkan. Dalam hubungan ini kehadiran media sebagai sarana penyampaian informasi menjadi penting artinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media masa ialah alat (sarana) dan kanal resmi sebagai alat komunikasi massa untuk berbagi informasi atau informasi dan pesan kepada masyarakat luas. Adapun komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik) yang sanggup menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan arena seluas-luasnya. Namun media biasanya menyesuaikan dengan kehidupan politik pada umumnya, oleh lantaran itu kebijakan pemerintah mengenai media juga diubahsuaikan dengan kepentingan politik lokal. Keanehan yang terjadi pada masa ini adalah, bahwa dalam kondisi keamanan yang relatif stabil pemerintah memberi kontrol yang cukup ketat pada media dengan alasan stabilitas nasional. Padahal kondisi lapangan tidak memperlihatkan tanda bahwa negara (dan pers) harus diawasi secara ketat. Makara media massa pada masa kini dalam proses dukungan informasiterhadap khalayak selalu mengalami proses penseleksian dan pemilahan terhadap isu yang akan ditampilkan, hal itu ditujukan untuk menarik minat komunikan sehingga mau mendapatkan atau menolak sebuah wangsit dari isu tertentu.
Untuk suksesnya komunikasi massa kita perlu mengetahui terlebih dahulu ciri komunikasi itu, yang mencakup sifat-sifat unsur yang mencangkupnya. Prof. Drs. Onong Uchjana Efendi, memperlihatkan lima ciri-ciri, diantaranya:
a. Sifat Komunikan
Komunikasi ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, heterogen. Ciri khas dari komunikan komunikasi melalui media massa ini ialah pertama bahwa jumlah yang besar itu hanya dalam periode waktu yang singkat saja. Kedua, komunikan massa sifatnya heterogen. Selain itu komunikator tidak tahu apa pesan yang disampaikannya menarik perhatian audience atau tidak.
b. Sifat media massa
Sifat media massa ialah serempak cepat. Yang dimaksudkan dengan serempak yakni keserempakan kontak antar komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumlahnya. Dengan kata lain sebuah issue sanggup ditampilkan secara serempak meski mengambil engle yang berbeda sesuai idiolodi dari sebuah media. Hal ini sanggup dicontohkan banyak sekali media menampilkan salah satu isu yang sama dalam waktu yang tidak jauh antara media satu dengan media lain. Selain itu sifat media massa ialah cepat (rapid). Artinya memungkinkan pesan yang disampaikan kepada begitu banyak orang dalam waktu yang cepat. Ketika melihat isu yang cukup faktual dan sangat menarik untuk dinikmati oleh khalayak, sebuah media akan menampilkan isu tersebut dengan cepat, hanya selang beberapa waktu dan bahkan selang beberapa jam saja bisa melihat atau mendapatkan informasi mengenai sebuah issue. Sebagai rujukan dikala terjadinya Tsunami dan Gempa di Aceh maupun di Jogjakarta, insiden gempa di Jogjakarta sekitar pukul 06.00 pagi, selang waktu satu jam saja media elektronik (Metro TV) pribadi menyiarkan secara pribadi banyak sekali insiden disekitar redaksi televisi itu. Beberapa waktu kemudian gres banyak sekali tempat baik di Bantul, Sleman dan Jogja diliput lebih akurat seberapa jauh dan seberapa parah insiden dan kerusakan yang ditimpa.
c. Sifat pesan
Sifat pesan media massa lebih umum. Media massa ialah sarana memberikan pesan kepada khalayak, bukan untuk sekelompok orang tertentu. Karena pesan komunikasi massa bersifat umum, maka lingkungannya menjadi universal, mengakui segala hal dan dari banyak sekali tempat. Pesan-pesan tersebut bisa mengenai politik, budaya, militer, kemasyarakatan, dan sebagainya. Sifat lain media massa ialah sejenak (transient), hanya sajian seketika. Sebuah media dalam memuat issue ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan biasanya hanya sejenak atau beberapa kali saja yang dianggap saat itu gres aktual. Seperti pemberitaan yang ada dibulan juni 2007 yaitu tertangkapnya dua tokoh terorisme di Indonesia, dari Al-Jama’ah Al-Islamiyah, Abu Dujana dan Abu Irsyad yang tertangkap di tempat Banyumas dan di Ngaglik Sleman. Pemberitaan wacana isu tersebut hanya
bertahan beberapa pekan saja lantaran keaktualannya yang semakin berkurang.
d. Sifat Komunikator
Karena media massa ialah forum atau organisasi, maka komunikator dalam media massa, menyerupai wartawan, sutradara, penyiar radio, TV, ialah komunikator terlembagakan. Media massa merupakan organisasi yang kompleks. Pesan-pesan yang hingga kepada khalayak ialah hasil kerja kolektif. Oleh lantaran itu, berhasil tidaknya komunikasi massa ditentukan banyak sekali faktor yang terdapat dalam organisasi media massa. Berita yang disusun oleh seorang wartawan tidak akan hingga kepada pembaca kalau tidak dikerjakan oleh Redaktur, lay outer, juru cetak, dan karyawan lain dalam organisasi surat kabar atau majalah tersebut.
e. Sifat Efek
Sifat komunikasi melalui media massa yang timbul pada komunikan bergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. Apakah tujuannya biar komunikan tahu saja, atau biar komunikan berubah sikap dan pandangannya, atau biar komunikan berubah tingkah lakunya. Seorang komunikator akan membawa komunikan kemana arah dan tujuan dari media itu, baik itu yang sesuai dengan idiologi media itu atau bahkan sesuai dengan keadaan dan peta politik dikala media itu menyajikan. Sehngga ketika komunikan sudah terbawa oleh berita.
Dalam upaya memahami karakteristik media massa perlu di ketahui terlebih dahulu karakteristik komunikasi massa yang diungkapkan William L. Rivers, et.al. yang diterjemahkan oleh Haris Munandar dan Dudy Priatna yaitu pertama komunikasi massa ialah sifatnya yang satu arah. Memang ada televisi atau radio yang mengadakan obrolan interaktif yang melibatkan khalayak secara langsung, dan menghasilkan sifat yang dua arah, namun itu hanya untuk keperluan terbatas. Kedua, selalu ada proses seleksi. Misalnya, setiap media menentukan khalayaknya. Kalau diterapkan dinegara kita sanggup dicontohkan berupa Koran KOMPAS untuk kalangan menengah ke atas saja. Majalah Trubus untuk kalangan para pecinta tanaman, binatang dan para usahawan sanggup bangkit diatas kaki sendiri dari agronomi. Ketiga, lantaran media bisa menjangkau khalayak secara luas, jumlah media yang diharapkan sebetulnya tidak terlalu banyak sehingga kompetisinya selalu berlangsung ketat. Keempat, untuk meraih khalayak sebanyak mungkin, harus berusaha membidik target tertentu. Sebagai contoh, editor koran selalu mengingatkan reporternya untuk mencari informasi yang menarik minat orang-orang yang akan menyampaikannya kepada orang lain atau dengan kata lain isu yang dimuat lebih populer. Televisi juga merancang programnya untuk memikat segmen khalayak tertentu yang akan menyebarluaskannya, contohnya aktivitas opera sabun untuk ibu-ibu rumah tangga. Orang lain yang semula tidak tertarik akan terdorong untuk menyaksikan aktivitas yang banyak diperbincangkan.
Kelima, komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang harus peka terhadap kondisi lingkungannya. Ada interaksi tertentu yang berlangsung antara media dan masyarakat. Media tidak hanya mempengaruhi tatanan politik, sosial dan ekonomi di mana ia berada, namun juga dipengaruhi olehnya. Oleh alasannya itu, untuk memahami media secara baik, kita harus memahami pula lingkungan atau masyarakat di mana media itu berada. Sedangkan untuk memahami sebuah masyarakat kita harus menelaah latar belakang, asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasarnya. Untuk itu, diharapkan penguasaan atas sejarah, sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat, demi memahami media secara benar.
Fungsi dan Peranan Media Massa
Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen, yang mengutip ungkapan Wright (1959) bahwa ada empat kegiatan utama komunikasi massa yang terkadang disebut fungsi media massa yaitu pengawasan terhadap lingkungan, membantu masyarakat menanggapi lingkungannya, memberikan warisan budaya kepada generasi gres dan dipakai sebagai hiburan. Masing-masing dari keempat kegiatan utama komunikasi massa dimungkinkan memiliki dampak yang diinginkan dalam kaitan dengan kesejahteraan masyarakat atau anggotanya. Fungsi itu juga bisa menghasilkan dampak yang tidak diinginkan, (Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen., 2003: 90-91) diantaranya maraknya banyak sekali media yang muncul di sekitar kita yang menampilkan atau memberitakan banyak sekali insiden secar fulgar dan bahkan menampilkan banyak sekali rubrik khusus yang berdampak pada khalayak dibawah umur yang ikut menikmati media tertentu, sehingga kegiatan itu akan menjadikan kecemasan, mengakibatkan asyarakat membatasi diri atau menjadi apatis.
Sedangkan berdasarkan Eni Setiati dalam bukunya, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan ada empat keunggulan media massa yang sanggup menjadi fungi dari media massa yaitu media massa berfungsi sebagai Issue Intensifier, media berpotensi memunculkan isu atau konflik, dan mempertajamnya dengan posisinya sebagai intensifier media sanggup memblow-up realita menjadi isu sehingga dimensi isu menjadi transparan. Media massa sebagai Conflik Diminisher, media sanggup menenggelamkan suatu isu atau konflik secara sengaja kalau menyangkut kepentingan medi ayang bersangkitan atau pihak tertentu, menyerupai kepentingan idiologi atau yang lain. Media massa sebagai pengarah Konflik Resolution, media massa menjadi perantara dengan menampilkan isu dari banyak sekali perspektif serta mengarahkan pihak yang bertikai pada penyelesaian konflik dan yang terakhir media massa sebagai pembentuk Opini Publik, sebuah media sanggup menampilkan isu apa yang gres akutual kemudian mengusung opini para pembaca untuk bisa mendapatkan atau menolak suatu isu tertentu dengan banyak sekali landasan dan opini yang menguatkan maupun melemahkan isu tertentu.
Selain keempat fungsi diatas terdapat fungsi norma sosial, yaitu ketika masyarakat berubah dari masyarakat tradisional menuju masyarakat industri yang rumit, media massa memperoleh fungsi pemanis yaitu memaksakan norma sosial (sering kali disebut fungsi penegakan tata susila). Dalam fungsi ini media massa menyajikan ke hadapan masyarakat penyimpangan-penyimpangan dari tabiat istiadat masyarakat yang mapan, moral dan aturan dan mengarahkan terciptanya tanggung jawab menuju suatu moralitas tunggal. Berbagai norma sosial masyarakat ternyata tidak sanggup diterima sepenuhnya cocok sepenuhnya bagi individu tertentu dalam masyarakat itu. Norma sosial itu sanggup menghalangi pemuasan cita-cita dan kehendak. Karena banyak orang menganggap norma itu menjenuhkan dan membebani, ada beberapa ukuran kelonggaran dalam menerapkan (norma itu) baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Namun muncullah sikap menyimpang dan toleransi pada penyimpangan ini. Tetapi keadaan ini sanggup berlanjut hanya sepanjang seseorang tidak dalam keadaan harus mempertahankan dan mencela norma itu.
Fungsi pengubahan status, media massa sanggup mengubah status suatu masalah, seseorang, organisasi, atau gerakan sosial dengan cara membuatnya sebagai titik perhatian. Audience media massa benar-benar meyakini bahwa kalau seorang itu benar-benar penting, ia akan menjadi sentra perhatian media massa, maka ia benar-benar menjadi orang penting. Fungsi disfungsi kecenderungan pada media massa memusatkan diri pada kecenderungan insan untuk menggantikan kegiatan (kemasyarakatan) dengan pengetahuan. Disfungsi ini ialah akumulasi informasi (dari media massa) berkenaan dengan duduk kasus umum, dan pengetahuan ini untuk menggantikan kegiatan sosial lembaga) dianggap melaksanakan juga kegiatan tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media masa ialah alat (sarana) dan kanal resmi sebagai alat komunikasi massa untuk berbagi informasi atau informasi dan pesan kepada masyarakat luas. Adapun komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik) yang sanggup menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan arena seluas-luasnya. Namun media biasanya menyesuaikan dengan kehidupan politik pada umumnya, oleh lantaran itu kebijakan pemerintah mengenai media juga diubahsuaikan dengan kepentingan politik lokal. Keanehan yang terjadi pada masa ini adalah, bahwa dalam kondisi keamanan yang relatif stabil pemerintah memberi kontrol yang cukup ketat pada media dengan alasan stabilitas nasional. Padahal kondisi lapangan tidak memperlihatkan tanda bahwa negara (dan pers) harus diawasi secara ketat. Makara media massa pada masa kini dalam proses dukungan informasiterhadap khalayak selalu mengalami proses penseleksian dan pemilahan terhadap isu yang akan ditampilkan, hal itu ditujukan untuk menarik minat komunikan sehingga mau mendapatkan atau menolak sebuah wangsit dari isu tertentu.
Untuk suksesnya komunikasi massa kita perlu mengetahui terlebih dahulu ciri komunikasi itu, yang mencakup sifat-sifat unsur yang mencangkupnya. Prof. Drs. Onong Uchjana Efendi, memperlihatkan lima ciri-ciri, diantaranya:
a. Sifat Komunikan
Komunikasi ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, heterogen. Ciri khas dari komunikan komunikasi melalui media massa ini ialah pertama bahwa jumlah yang besar itu hanya dalam periode waktu yang singkat saja. Kedua, komunikan massa sifatnya heterogen. Selain itu komunikator tidak tahu apa pesan yang disampaikannya menarik perhatian audience atau tidak.
b. Sifat media massa
Sifat media massa ialah serempak cepat. Yang dimaksudkan dengan serempak yakni keserempakan kontak antar komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumlahnya. Dengan kata lain sebuah issue sanggup ditampilkan secara serempak meski mengambil engle yang berbeda sesuai idiolodi dari sebuah media. Hal ini sanggup dicontohkan banyak sekali media menampilkan salah satu isu yang sama dalam waktu yang tidak jauh antara media satu dengan media lain. Selain itu sifat media massa ialah cepat (rapid). Artinya memungkinkan pesan yang disampaikan kepada begitu banyak orang dalam waktu yang cepat. Ketika melihat isu yang cukup faktual dan sangat menarik untuk dinikmati oleh khalayak, sebuah media akan menampilkan isu tersebut dengan cepat, hanya selang beberapa waktu dan bahkan selang beberapa jam saja bisa melihat atau mendapatkan informasi mengenai sebuah issue. Sebagai rujukan dikala terjadinya Tsunami dan Gempa di Aceh maupun di Jogjakarta, insiden gempa di Jogjakarta sekitar pukul 06.00 pagi, selang waktu satu jam saja media elektronik (Metro TV) pribadi menyiarkan secara pribadi banyak sekali insiden disekitar redaksi televisi itu. Beberapa waktu kemudian gres banyak sekali tempat baik di Bantul, Sleman dan Jogja diliput lebih akurat seberapa jauh dan seberapa parah insiden dan kerusakan yang ditimpa.
c. Sifat pesan
Sifat pesan media massa lebih umum. Media massa ialah sarana memberikan pesan kepada khalayak, bukan untuk sekelompok orang tertentu. Karena pesan komunikasi massa bersifat umum, maka lingkungannya menjadi universal, mengakui segala hal dan dari banyak sekali tempat. Pesan-pesan tersebut bisa mengenai politik, budaya, militer, kemasyarakatan, dan sebagainya. Sifat lain media massa ialah sejenak (transient), hanya sajian seketika. Sebuah media dalam memuat issue ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan biasanya hanya sejenak atau beberapa kali saja yang dianggap saat itu gres aktual. Seperti pemberitaan yang ada dibulan juni 2007 yaitu tertangkapnya dua tokoh terorisme di Indonesia, dari Al-Jama’ah Al-Islamiyah, Abu Dujana dan Abu Irsyad yang tertangkap di tempat Banyumas dan di Ngaglik Sleman. Pemberitaan wacana isu tersebut hanya
bertahan beberapa pekan saja lantaran keaktualannya yang semakin berkurang.
d. Sifat Komunikator
Karena media massa ialah forum atau organisasi, maka komunikator dalam media massa, menyerupai wartawan, sutradara, penyiar radio, TV, ialah komunikator terlembagakan. Media massa merupakan organisasi yang kompleks. Pesan-pesan yang hingga kepada khalayak ialah hasil kerja kolektif. Oleh lantaran itu, berhasil tidaknya komunikasi massa ditentukan banyak sekali faktor yang terdapat dalam organisasi media massa. Berita yang disusun oleh seorang wartawan tidak akan hingga kepada pembaca kalau tidak dikerjakan oleh Redaktur, lay outer, juru cetak, dan karyawan lain dalam organisasi surat kabar atau majalah tersebut.
e. Sifat Efek
Sifat komunikasi melalui media massa yang timbul pada komunikan bergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. Apakah tujuannya biar komunikan tahu saja, atau biar komunikan berubah sikap dan pandangannya, atau biar komunikan berubah tingkah lakunya. Seorang komunikator akan membawa komunikan kemana arah dan tujuan dari media itu, baik itu yang sesuai dengan idiologi media itu atau bahkan sesuai dengan keadaan dan peta politik dikala media itu menyajikan. Sehngga ketika komunikan sudah terbawa oleh berita.
Dalam upaya memahami karakteristik media massa perlu di ketahui terlebih dahulu karakteristik komunikasi massa yang diungkapkan William L. Rivers, et.al. yang diterjemahkan oleh Haris Munandar dan Dudy Priatna yaitu pertama komunikasi massa ialah sifatnya yang satu arah. Memang ada televisi atau radio yang mengadakan obrolan interaktif yang melibatkan khalayak secara langsung, dan menghasilkan sifat yang dua arah, namun itu hanya untuk keperluan terbatas. Kedua, selalu ada proses seleksi. Misalnya, setiap media menentukan khalayaknya. Kalau diterapkan dinegara kita sanggup dicontohkan berupa Koran KOMPAS untuk kalangan menengah ke atas saja. Majalah Trubus untuk kalangan para pecinta tanaman, binatang dan para usahawan sanggup bangkit diatas kaki sendiri dari agronomi. Ketiga, lantaran media bisa menjangkau khalayak secara luas, jumlah media yang diharapkan sebetulnya tidak terlalu banyak sehingga kompetisinya selalu berlangsung ketat. Keempat, untuk meraih khalayak sebanyak mungkin, harus berusaha membidik target tertentu. Sebagai contoh, editor koran selalu mengingatkan reporternya untuk mencari informasi yang menarik minat orang-orang yang akan menyampaikannya kepada orang lain atau dengan kata lain isu yang dimuat lebih populer. Televisi juga merancang programnya untuk memikat segmen khalayak tertentu yang akan menyebarluaskannya, contohnya aktivitas opera sabun untuk ibu-ibu rumah tangga. Orang lain yang semula tidak tertarik akan terdorong untuk menyaksikan aktivitas yang banyak diperbincangkan.
Kelima, komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang harus peka terhadap kondisi lingkungannya. Ada interaksi tertentu yang berlangsung antara media dan masyarakat. Media tidak hanya mempengaruhi tatanan politik, sosial dan ekonomi di mana ia berada, namun juga dipengaruhi olehnya. Oleh alasannya itu, untuk memahami media secara baik, kita harus memahami pula lingkungan atau masyarakat di mana media itu berada. Sedangkan untuk memahami sebuah masyarakat kita harus menelaah latar belakang, asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasarnya. Untuk itu, diharapkan penguasaan atas sejarah, sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat, demi memahami media secara benar.
Fungsi dan Peranan Media Massa
Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen, yang mengutip ungkapan Wright (1959) bahwa ada empat kegiatan utama komunikasi massa yang terkadang disebut fungsi media massa yaitu pengawasan terhadap lingkungan, membantu masyarakat menanggapi lingkungannya, memberikan warisan budaya kepada generasi gres dan dipakai sebagai hiburan. Masing-masing dari keempat kegiatan utama komunikasi massa dimungkinkan memiliki dampak yang diinginkan dalam kaitan dengan kesejahteraan masyarakat atau anggotanya. Fungsi itu juga bisa menghasilkan dampak yang tidak diinginkan, (Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen., 2003: 90-91) diantaranya maraknya banyak sekali media yang muncul di sekitar kita yang menampilkan atau memberitakan banyak sekali insiden secar fulgar dan bahkan menampilkan banyak sekali rubrik khusus yang berdampak pada khalayak dibawah umur yang ikut menikmati media tertentu, sehingga kegiatan itu akan menjadikan kecemasan, mengakibatkan asyarakat membatasi diri atau menjadi apatis.
Sedangkan berdasarkan Eni Setiati dalam bukunya, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan ada empat keunggulan media massa yang sanggup menjadi fungi dari media massa yaitu media massa berfungsi sebagai Issue Intensifier, media berpotensi memunculkan isu atau konflik, dan mempertajamnya dengan posisinya sebagai intensifier media sanggup memblow-up realita menjadi isu sehingga dimensi isu menjadi transparan. Media massa sebagai Conflik Diminisher, media sanggup menenggelamkan suatu isu atau konflik secara sengaja kalau menyangkut kepentingan medi ayang bersangkitan atau pihak tertentu, menyerupai kepentingan idiologi atau yang lain. Media massa sebagai pengarah Konflik Resolution, media massa menjadi perantara dengan menampilkan isu dari banyak sekali perspektif serta mengarahkan pihak yang bertikai pada penyelesaian konflik dan yang terakhir media massa sebagai pembentuk Opini Publik, sebuah media sanggup menampilkan isu apa yang gres akutual kemudian mengusung opini para pembaca untuk bisa mendapatkan atau menolak suatu isu tertentu dengan banyak sekali landasan dan opini yang menguatkan maupun melemahkan isu tertentu.
Selain keempat fungsi diatas terdapat fungsi norma sosial, yaitu ketika masyarakat berubah dari masyarakat tradisional menuju masyarakat industri yang rumit, media massa memperoleh fungsi pemanis yaitu memaksakan norma sosial (sering kali disebut fungsi penegakan tata susila). Dalam fungsi ini media massa menyajikan ke hadapan masyarakat penyimpangan-penyimpangan dari tabiat istiadat masyarakat yang mapan, moral dan aturan dan mengarahkan terciptanya tanggung jawab menuju suatu moralitas tunggal. Berbagai norma sosial masyarakat ternyata tidak sanggup diterima sepenuhnya cocok sepenuhnya bagi individu tertentu dalam masyarakat itu. Norma sosial itu sanggup menghalangi pemuasan cita-cita dan kehendak. Karena banyak orang menganggap norma itu menjenuhkan dan membebani, ada beberapa ukuran kelonggaran dalam menerapkan (norma itu) baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Namun muncullah sikap menyimpang dan toleransi pada penyimpangan ini. Tetapi keadaan ini sanggup berlanjut hanya sepanjang seseorang tidak dalam keadaan harus mempertahankan dan mencela norma itu.
Fungsi pengubahan status, media massa sanggup mengubah status suatu masalah, seseorang, organisasi, atau gerakan sosial dengan cara membuatnya sebagai titik perhatian. Audience media massa benar-benar meyakini bahwa kalau seorang itu benar-benar penting, ia akan menjadi sentra perhatian media massa, maka ia benar-benar menjadi orang penting. Fungsi disfungsi kecenderungan pada media massa memusatkan diri pada kecenderungan insan untuk menggantikan kegiatan (kemasyarakatan) dengan pengetahuan. Disfungsi ini ialah akumulasi informasi (dari media massa) berkenaan dengan duduk kasus umum, dan pengetahuan ini untuk menggantikan kegiatan sosial lembaga) dianggap melaksanakan juga kegiatan tersebut.