Yang Dimaksud Pengertian Karakter
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional “Karakter ialah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil interna...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-karakter.html
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional “Karakter ialah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi banyak sekali kebajikan (virtues) yang diyakini dan dipakai sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak”. Karakter berasal dari bahasa yunani charassein, yang berarti mengukir. Sifat utama gesekan ialah menempel besar lengan berkuasa di atas benda yang diukir. Menghilangkan gesekan sama saja dengan menghilangkan benda yang diukir itu, alasannya gesekan menempel dan menyatu dengan bendanya. Wardani menyatakan bahwa abjad itu merupakan ciri khas seseorang, dan abjad tidak sanggup dilepaskan dari konteks sosial budaya alasannya abjad terbentuk dalam lingkungan sosial budaya tertentu. Hamid, M (2008) menyebutkan bahwa abjad merupakan sikap mendasar, khas, dan unik yang mencerminkan relasi timbal balik dengan suatu kecakapan terbaik seseorang dalam pekerjaan atau keadaan.
Abdullah Munir menyatakan bahwa sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan, yang menempel pada diri seseorang dengan sangat besar lengan berkuasa dan sulit dihilangkan disebut sebagai abjad yang berbeda latar belakang, budaya, karakter, watak, lingkungan dan pengetahuan. Menurut Zamroni, abjad dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik ialah individu yang sanggup menciptakan keputusan dan sikap mempertanggungjawabkan setiap akhir dari keputusan tersebut. Karakter sanggup dianggap sebagai nilai-nilaiperilaku insan yang bekerjasama dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan menurut norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, sopan santun atau kecerdikan pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Pidato Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada puncak acarahari pendidikan nasional 20 Mei 2011 juga mengatakan:
“Ada dua keunggulan insan (human excellent): pertama, keunggulan dalam pemikiran; dan kedua, keunggulan dalam karakter. Kedua jenis keunggulan insan itu sanggup dibangun, dibentuk, dan dikembangkan melalui pendidikan. “Sasaran pendidikan bukan hanya kecerdasan, ilmu dan pengetahuan, tetapi juga moral, kecerdikan pekerti, watak, nilai, perilaku, mental dan kepribadian yang tangguh, unggul dan mulia, inilah yang disebut karakter”
Platform pendidikan abjad di Indonesia sendiri dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang tertuang dalam 3 kalimat berbunyi : “Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karso, Tut wuri Handayani” yang artinya di depan kita memberi contoh, ditengah memberi semangat dan di belakang memperlihatkan dorongan.
“Menurut Suyanto abjad ialah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik ialah individu yang sanggup menciptakan keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akhir dari keputusan yang ia buat.”
Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Yaumi, bahwa abjad menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan, atau sikap dan kebiasaan yang baik. Karakter ini sanggup berubah akhir efek lingkungan, oleh alasannya itu perlu perjuangan membangun abjad dan menjaganya supaya tidak terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan dan menjerumuskan.
“Lickona mengemukakan adanya tujuh alasan perlunya pendidikan karakter, yaitu sebagai berikut: Cara terbaik untuk menjamin siswa mempunyai kepribadian yang baik dalam kehidupannya, cara untuk meningkatkan prestasi akademik, sebagian siswa tidak sanggup membentuk abjad yang besar lengan berkuasa bagi dirinya di daerah lain, Persiapan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan sanggup hidup dalam masyarakat yang beragam, berangkat dari akar problem yang berkaitan dengan problem moral sosial, ibarat ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah, persiapan terbaik untuk menyongsong sikap di daerah kerja, pembelajaran nilai-nilai budaya yang merupakan bab dari kerja peradaban.
Djemari Mardapi abjad diperoleh melalui interaksi dengan orang tua, guru, teman, dan lingkungan. Karakter diperoleh dari hasil pembelajaran secara pribadi atau pengamatan terhadap orang lain. Pembelajaran pribadi sanggup berupa ceramah dan diskusi perihal karakter, sedang pengamatan diperoleh melalaui pengalaman sehari-hari apa yang dilihat di lingkungan termasuk media televisi. Karakter berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap merupakan predisposisi terhadap suatu objek atau gejala, yaitu positif atau negatif.
Nilai berkaitan dengan baik dan jelek yang berkaitan dengan keyakinan individu. Jadi, abjad seseorang dibuat melalui pengalaman sehari-hari, apa yang dilihat dan apa yang didengar terutama dari seseorang yang menjadi contoh atau idola seseorang.
Abdullah Munir menyatakan bahwa sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan, yang menempel pada diri seseorang dengan sangat besar lengan berkuasa dan sulit dihilangkan disebut sebagai abjad yang berbeda latar belakang, budaya, karakter, watak, lingkungan dan pengetahuan. Menurut Zamroni, abjad dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik ialah individu yang sanggup menciptakan keputusan dan sikap mempertanggungjawabkan setiap akhir dari keputusan tersebut. Karakter sanggup dianggap sebagai nilai-nilaiperilaku insan yang bekerjasama dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan menurut norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, sopan santun atau kecerdikan pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Pidato Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada puncak acarahari pendidikan nasional 20 Mei 2011 juga mengatakan:
“Ada dua keunggulan insan (human excellent): pertama, keunggulan dalam pemikiran; dan kedua, keunggulan dalam karakter. Kedua jenis keunggulan insan itu sanggup dibangun, dibentuk, dan dikembangkan melalui pendidikan. “Sasaran pendidikan bukan hanya kecerdasan, ilmu dan pengetahuan, tetapi juga moral, kecerdikan pekerti, watak, nilai, perilaku, mental dan kepribadian yang tangguh, unggul dan mulia, inilah yang disebut karakter”
Macam karakter |
“Menurut Suyanto abjad ialah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik ialah individu yang sanggup menciptakan keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akhir dari keputusan yang ia buat.”
Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Yaumi, bahwa abjad menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan, atau sikap dan kebiasaan yang baik. Karakter ini sanggup berubah akhir efek lingkungan, oleh alasannya itu perlu perjuangan membangun abjad dan menjaganya supaya tidak terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan dan menjerumuskan.
“Lickona mengemukakan adanya tujuh alasan perlunya pendidikan karakter, yaitu sebagai berikut: Cara terbaik untuk menjamin siswa mempunyai kepribadian yang baik dalam kehidupannya, cara untuk meningkatkan prestasi akademik, sebagian siswa tidak sanggup membentuk abjad yang besar lengan berkuasa bagi dirinya di daerah lain, Persiapan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan sanggup hidup dalam masyarakat yang beragam, berangkat dari akar problem yang berkaitan dengan problem moral sosial, ibarat ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah, persiapan terbaik untuk menyongsong sikap di daerah kerja, pembelajaran nilai-nilai budaya yang merupakan bab dari kerja peradaban.
Djemari Mardapi abjad diperoleh melalui interaksi dengan orang tua, guru, teman, dan lingkungan. Karakter diperoleh dari hasil pembelajaran secara pribadi atau pengamatan terhadap orang lain. Pembelajaran pribadi sanggup berupa ceramah dan diskusi perihal karakter, sedang pengamatan diperoleh melalaui pengalaman sehari-hari apa yang dilihat di lingkungan termasuk media televisi. Karakter berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap merupakan predisposisi terhadap suatu objek atau gejala, yaitu positif atau negatif.
Nilai berkaitan dengan baik dan jelek yang berkaitan dengan keyakinan individu. Jadi, abjad seseorang dibuat melalui pengalaman sehari-hari, apa yang dilihat dan apa yang didengar terutama dari seseorang yang menjadi contoh atau idola seseorang.