Yang Dimaksud Pengertian Konflik

Pengertian Konflik - Dalam  perspektif  materialism dialektic  terdapat kekuatan dari perkembangan individu dan sosial yang sanggup mendoron...

A+ A-
Pengertian Konflik - Dalam  perspektif  materialism dialektic  terdapat kekuatan dari perkembangan individu dan sosial yang sanggup mendorong terjadinya konflik dalam proses  material di alam dan masyarakat.  Materialismdialektic  berpandangan bahwa segala sesuatu digubah dengan mempunyai sisi yang berlawanan, sehingga ada dinamika dari saling hubungannya segala sesuatu dan membuat perubahan menjadi bersifat universal. Berpikir dialektik berarti selalu melihat sudut pandang yang berlawanan dan selalu berupaya menyintesiskan antara tesis dan disentesis.

Fenomena lain yang konkret dalam kehidupan insan yakni keragaman atau pluralitas. Keragaman ini memungkinkan adanya criteria perihal baik dan jelek tdak sama persis antara satu kehidupan dan kehidupan yang lain,antara suatu masyarakat dan masyarakat yang lain. Konflik mencerminkan adanya suatu ketidakcocokan (incompatibility), baik ketidakcocokan alasannya berlawanan maupun alasannya perbedaan. Selain berpangkal pada ketimpangan alokasi sumber daya ekonomidan kekuasaan, konflik juga sanggup bersumber pada perbedaan nilai dan identitas. Kesalahan persepsi dan kesalahan komunikasi turut berperan dalam proses evolusio ketidakcocokan dalam hubungan. Oleh alasannya itu, konflik berjalan kea rah yang positif atau negative tergantung pada ada atau tidaknya proses yang mengarah pada saling pengertian. Dalam perspektf perkembangan, konflik mendorong proses kematangan langsung sekaligus merupakan hasil dari proses kematangan tersebut. Konflik dalam teori perkembangan insan dipakai baik untuk poses intrapsikis atau intrapersonal maupun interpersonal.

Dalam perspektif Freud, konflik terjadi alasannya adanya ketidakcocokan antara hasrat individu dan tuntutan masyarakat dan aturan, sehingga mengakibatkan kecemasan dan pertahanan diri terhadap kecemasan. Eriskon kemudian menjelaskan bahwa konflik terjadi dalam tiga level. Level pertama, konflik yang terjadi ketika kepribadian anak atau individu berhadapan dengan tuntutan orang renta dan masyarakat. Level kedua yakni konflik yang terjadi di dalam dri individu, contohnya antara percaya dan tidak percaya. Level ketiga yakni konflik yang terjadi dalam memilih cara beradaptasi. Dalam kekerabatan interpersonal konflik terjadi alasannya adanya ketidakcocokan sikap atau tujuan. Ketidakcocokan terungkap ketika seseorang secara terbuka menentang tindakan atau pernyataan orang lain.
Konflik
Thomas mendefinisikan konflik sebaga proses yang bermula ketika salah stu pihak menganggap pihak lain meninggalkan atau berupaya menggagalkan kepentingannya. Dengan demikian, secara garis konflik sanggup didefinisikan sebagai peristiwa-peristiwa sosial yang meliputi penentangan (oposisi) atau ketidaksetujuan. Situasi konflik sanggup diketahui menurut munculnya naggapan perihal ketidakcocokan tujuan dan upaya ntuk mengontrol pilihan satu sama lain, yang membangkitkan persaan dan sikap untuk saling menentang. Konflik antarpribadi (misalnya dengan teman, rekan kerja, tetangga, suami/istri, orang tua/anak) merupakan suatu hal yang tidak sanggup dielakkan, bahkan semakin tinggi saling ketergantungannya semakin meningkat pula kemungkinan terjadinya konflik. Jadi, semakin bersahabat hubungannya semakin nerpotensi untuk terjadi konflik.

Konflik berkhasiat untuk menguji bagaimana karakteristik suatu kekerabatan antarpribadi. Dua pihak yang mempunyai kekerabatan yang berkualitas akan mengelola konflik dengan cara yang positif. Konflik juga bermanfaat bagi perkembangan individu dalam hal menumbuhkan pengertain sosial. Konflik mungkin akan mengakibatkan munculnya emosi negative ibarat jengkel, marah, atau takut. Namun hasil tamat dari keberadaan konflik, apakah akan bersifat deduktif ataukah konstruktif, sangatb tergantung pada taktik yang dipakai untuk menanganinya.

Dengan pengelolahan yang baik, konflik justru sanggup semakin memperkukuh kekerabatan dan meningkatkan kepaduan dan rasa solidaritas. Konflik seepenuhnya merupakan potongan dari kehidupan bermasyarakat yang harus dianggap oenting yaitu untuk merangsang pemikiran-pemikiran yang baru, mempromosikan perubahan sosial, menegaskan kekerabatan dalam kelompok, membantu kita membentuk persaan perihal identitas pribadi, dan memahami aneka macam hal yang kita hadap dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana pendapat Wirawan (2012) fungsi konflik antara lain: (1) sebagai alat untu memelihara solidaritas; (2) membantu membuat ikatan aliansi dengan kelompok lain; dan (3) mengaktifkan tugas individu yang semula terisolasi. 1 Konflik dalam perspektif sosiologi yakni salah satu cara untuk mempersatukan dan bahkan mempertegas sistem sosial yang ada dalam masyarakat. Ada dua perkiraan yang mandasari munculnya konflik, yaitu:
a.  Asumsi teoritis struktural fungsional konflik:
1.  Masyarakat terbentuk atas dasar konsensus warga masyarakat.
2.  Anggota masyarakat memilikoi kesepakatan bersama tentang: volue,norms  dan kebudayaan yang harus ditaati dan dipelihara bersama.
3.  Hubungan antar anggota masyarakat bersifat kohesif.
4.  Lebih mengutamakan solidaritas antar warga masyarakat.
5.  Memelihara kekerabatan resiproitas antar warga masyarakat.
6.  Otoritas pemimpin didasarkan pada legistimasi warga masyarakat.
7.  Masyarakat menjaga ketertiban sosial (social order) dalam hidup bersama.
b.  Asumsi teoritis struktural konflik:
1.  Masyarakat muncul atas dasar kepentingan.
2.  Dorongan anggota-anggota masyarakat menghasilkan perubahan.
3.  Hubungan antar warga masyarakat bersifat devisive.
4.  Cirri oposisi lebih menonjol dalam kekerabatan sosial.
5.  Konflik structural menjadi potongan dari perubahan sosial dalam masyarakat.
6.  Masyarakat juga ditandai oleh  deferensiasi  sosial yang semakin berkembang.
7.  Social disorder mengakibatkan masyarakat menjadi dinamis.

Dari paparan diatas secara singkat sanggup disimpulkan sebagai berikut: Pertama, konflik sebagaimana konsensus merupakan realitas sosial yang terdapat di dalam masyarakat. Konflik merupakan unsur dasar manusia, oleh alasannya itu kontradiksi tidak sanggup dilenyapkan dari kehidupan masyarakat. Konflik merupakan perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan yang berkenaan dengan status, kekuasaan dan sumber-sumber kekayaan, yang persediaannya terbatas. Konflik sanggup bersifat individual, kelompok ataupun kombinasi keduanya.

Yang terperinci baik yang bersifat intra maupun yang antar kelompok senantiasa ada dalam kehidupan bersama di masyarakat. Kedua, pihak-pihak yang berselisih sering tidak hanya bermaksud untuk memperoleh “sesuatu” yang diinginkan, melainkan juga memojokkan, merugikan atau bahkan sling menghancurkan. Teori konflik mempunyai tiga perkiraan utama yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, yaitu: (a) insan mempunyai sejumlah kepentingan- kepentingan asasi; dan mereka senantiasa untuk mewujudkannya; (b) power (kekuasaan) disamping merupakan barang langkah juga terbagi secara tidak merata sehingga merupakan sumber konflik dan mempunyai sifat memaksa; (c) ideologi dan nilai-nilai merupakan senjata yang dipakai oleh aneka macam kelompok yang berbeda untuk meraih tujuan dan kepentingan mereka masing-masing. Ketiga, kalau kalangan para fungsionalis beranggapan bahwa setiap elemen sistem sosial itu mempunyai tiga fungsi, dan fungsinya merupakan bantuan positif dalam membuat ekuabilium, maka tidak demikian bagi kalangan konflik.

Kalangan teoritis konflik beranggapan bahwa setiap elemen sistem sosial mempunyai bantuan dalam membuat konflik di dalam masyarakat. Jika kalangan fungsionalis menganggap bahwa perubahan-perubahan yang terjadi di dalam suatu system itu berasal dari luar (ekstra systemic change) maka kalangan konflik sanggup menandakan bahwa faktor-faktor internal pun sanggup berfungsi sebagai pencipta konflik dan pada gilirannya mengakibatkan perubahan- perubahan sosial, demikian juga dalam kalangan keluarga. Jika kalangan fungsionalis menganggap norma dan nilai sebagai elemen- elemen dasar dalam kehidupan sosial, maka bagi kalangan konflik, elemen kehidupan sosial yakni kepentingan. Jika kalangan fungsionalis menganggap masyarakat senantiasa terintegrasi atas dasar konsensus pada anggotanya tanpa paksaan, maka sebaliknya bagi kalangan konflik, paksaan merupakan elemen penting dalam membuat ketertiban masyarakat oleh kelompok atau kelas dominan.

Related

Umum 4067714211959155655

Technology

Hot in week

Recent

Comments

item