Yang Dimaksud Pengertian Pembelajaran Dan Komponen Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran ialah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan, dan mekanism...

A+ A-
Menurut Oemar Hamalik pembelajaran ialah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan, dan mekanisme yang saling menghipnotis untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Menurut Akmad Rohani dan Abu Ahmadi pembelajaran merupakan acara yang sistematis dan terdapat komponen-komponen dimana masing-masing komponen pembelajaran tersebut, tidak bersifat terpisah tetapi harus berjalan secara teratur, saling tergantung, komplementer dan berkesinambungan, sedangkan pembelajaran sanggup diartiksn sebagai proses berguru yang mempunyai aspek penting yaitu bagaimana siswa sanggup aktif mempelajari materi pelajaran yang disajikan sehingga sanggup dikuasai dengan baik.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan, lantaran berhasil tidaknya pendidikan bergantung pada bagaimana proses berguru seseorang terjadi setelah berakhirnya melaksanakan acara belajar. Sedangkan mengajar pada hakekatnya ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang memberikan pengetahuan kepada peserta didik disekolah. Belajar mengajar pada hakekatnya ialah proses pengaturan yang dilakukaan oleh guru. Dengan demikiaan proses berguru mengajar dan pembelajaran ialah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional yang terdiri dari banyak sekali komponen yang saling berkaitan satu sama lain untuk membuat peserta didik aktif dalam rangka mencapai tujuan peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa.

Tujuan pokok dalam pembelajaran di sekolah secara operasional ialah membelajarkan siswa biar bisa memproses dan memperolah pengetahuan, keterampilan, dan perilaku berdiri sendiri. Hal-hal pokok yang seharusnya menjadi pengalaman siswa ialah berupa cara-cara penting untuk memproses atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang menjadi kebutuhannya.

Setiap proses interaksi berguru mengajar selalu ditandai dengan adanya sejumlah unsur, dan unsur dalam pembelajaran tersebut biasa disebut dengan komponen pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik proses pembelajaran merupakan satu sistem artinya keseluruhan yang terjadi dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Nana Sudjana mengemukakan bahwa dalam pembelajaran mempunyai faktor-faktor yang harus diperhatikan meliputi faktor insan (fasilitator dan warga belajar), faktor tujuan pembelajaran, faktor materi ajar, faktor waktu belajar, faktor sarana serta alat bantu pembelajaran.Menurut Oemar Hamalik komponen-komponen pokok dalam pembelajaran ialah sebagai berikut: tujuan pembelajaran, peserta didik (siswa), tenaga kependidikan (guru), kurikulum, dan materi pembelajaran, metode pembelajaran, sarana (alat, media) pembelajaran, dan penilaian pembelajaraan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, sanggup disimpulkan bahwa berlangsungnya proses pembelajaran tidak lepas dari komponen-komponen yang ada didalamnya. Masing-masing komponen saling berafiliasi dan saling besar lengan berkuasa dalam setiap kegiatan proses berguru mengajar yang meluputi tujuan, materi pelajaran, guru, siswa, metode, media/ alat pendidikan, situasi lingkungan berguru dan evaluasi.

Komponen Pembelajaran
Yang akan dipakai dalam penelitian ini ialah komponen pembelajaran berdasarkan pendapat Soetomo komponen-kompoen pembelajaraan tersebut sanggup diuraikan sebagai berikut:

1) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen paling penting yang harus ditetapkan dalam proses pembelajaran yang mempunyai fungsi sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Tujuan ini intinya merupakan rumusan tingkah laris dan kemampuan yang harus dicapai daan dimiliki peserta didik setelah menuntaskan pengalaman dan kegiatan berguru dalam proses pembelajaran.

Tujuan pembelajaran merupakan perangkat kegiatan berguru mengajar yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang disebut tujuan instruksional. enurut B. Suryo Subroto tujuan instruksional ialah rumusan secara terperinci perihal apa saja yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengakhiri kegiatan instruksional yang bersangkutan dengan keberhasilan. Sedangkamn berdasarkan Bloom tujuan pembelajaran meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, spikomotor. Aspek kognitif meliputi pengenalan, pengetahuan, pemahaman analisa, sintesa dan evaluasi. Aspek afektif meliputi sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral yang merupakan aspek psikologis peserta didik. Sedangkan aspek psikomotor ialah penguasaan keterampilan dengan didukung oleh keutuhan anggota tubuh yang akan terlibat dalam banyak sekali jenis kegiatan. Aspek psikomotor meliputi persepsi, kesiapan, kemanisme, imitasi, keterampilan dan adaptasi.

Berdasarkan pendapat diatas tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama yang harus diterapkan dalam proses pengajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Tujuan ini intinya merupakan rumusan tingkah laris dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki peserta didik setelah menuntaskan pengalaman dalam kegiatan belajar. Isi tujuan pengajaran pada hakekatnya ialah hasil berguru yang diharapkan.

2) Bahan/ Materi Pembelajaran
Bahan pembelajaran ialah seperangkat materi keilmuan yang terdiri dari fakta, prinsip, generalisasi suatu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan sanggup menunjang tercapainya tujuan pengajaran (Nana Sudjana dan Ahmad Rifai 2010: 1). Menurut Uzer Usman, dan Lilis S. (1993 : 39) analisis materi pelajaran merupakan penguraian dari pokok bahasan kedalam bagian-bagian atau mata pelajaran dengan penelaah serta menghubungkan antara bab untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman secara keseluruhan. Bahan pelajaran pada hakekatnya ialah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan pada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang digunakan.

Berdasarkan pengertian diatas, sanggup diketahui bahwa materi pelajaran merupakan pokok bahasan dan uraian dari ilmu pengetahuan yang terdapat dalam kurikulum yang harus disampaikan guru kepada peserta didik pada waktu pembelajaran berlangsung untuk mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Berhasil atau tidaknya materi pembelajaran diterima oleh siswa salah satunya ditentukan oleh guru. Guru sebagai pengajar hendaknya harus sanggup menentukan materi mana yang akan diajarkan dan materi yang tidak perlu diajarkan, serta guru harus menguasai materi pembelajaran tersebut.

Menurut R. Ibrahim, materi pelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Menunjang tercpainya tujuan instruksional
b) Sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengembangan siswa pada umumnya
c) Terorganisasi secara sistematis dan berkesinambungan
d) Mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.


3) Metode Pembelajaran
Menurut Ahmad Rohani, H.M dan Abu Ahmadi metode ialah suatu cara kerja yang sistematik dan umum, sedangkan metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam menyediakan kekerabatan siswa pada ketika berlangsungnya pembelajaran. Sukardi mengemukakan metode mengajar ialah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu yang masing-masing jenis bercorak khas dan semuanya berkhasiat untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dikemukakan bahwa metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipakai guru dalam mengadakan kekerabatan dengan siswa pada ketika berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Jenis-jenis metode pengajaran berdasarkan Sukardi:

a) Metode Ceramah
Sebuah bentuk interaksi berguru mengajar yang di lakukan melalui klarifikasi dan penuturan secara verbal dan guru terhadap sekelompok peserta diklat
b) Metode Tanya Jawab
Suatu metode dimana guru menggunakan/memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid tersebut.
c) Metode Diskusi
Merupakan suatu metode pembelajaran yang mana guru memberi suatu duduk kasus (masalah) kepada murid dan para murid diberi kesempatan secara bantu-membantu untuk memecahkan macalah dengan teman-temannya.
d) Metode Pemberian Tugas (resitasi)
Merupakan bentuk interaksi berguru mengajar yang ditandai dengan adanya satu atau lebih kiprah yang diberikan oleh guru dimana penyelesaian kiprah tersebut sanggup dilakukan secara perorangan atau kelompok sesuai dengan perintah guru.
e) Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi ialah metode dimana seorang guru memperlihatkan sesuatu proses kepada seluruh anak didiknya.

Dari uraian di atas maka sanggup ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran yang akan dipakai dalam proses pembelajaran dengan media video pembelajaran ini ialah metode demonstrasi dan eksperimen. Dimana guru memperlihatkan sebuah proses yang secara tidak pribadi melalui media audio visual yang dibutuhkan nantinya siswa sanggup melaksanakan proses ibarat yang digambarkan dalam video.

4) Media Pembelajaran
Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih (1996), media pembelajaran ialah segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk memberikan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga sanggup mendorong proses berguru mengajar. Sedangkan berdasarkan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, media peengajaran ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan berguru yang dianut oleh guru.

Agar seorang guru dalam memakai media pendidikan sanggup efektif, setiap guru harus sanggup mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup perihal media pendidikn/pengajaran. Menurut Oemar Hamalik dalam Azhar Arsyad pengetahuan dan pemahaman perihal media pembelajaran meliputi:

a) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses berguru mengajar
b) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
c) Seluk-beluk proses belajar
d) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
e) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran
f) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
g) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
h) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
i) Usaha penemuan dalam media pendidikan

Dengan demikian, sanggup disimpulkan bahwa media ialah bab yang tidak terpisahkan dari proses berguru mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya. Media pembelajaran mempunyai posisi tersendiri dalam pembelajaran.

Media pembelajaran ialah suatu cara, alat, atau proses, yang dipakai untuk memberikan pesan dari sumber pesan kepada akseptor pesan yang berlangsungdalam proses pendidikan. Menurut pernyataan Ramiszowki yang dikutip oleh Neozonk mengungkapkan : “media at the carriers on messages, from some transmitting sorce which may be a human being or inanimate object, to the receiver of the message (which in our case is the learner)”.  Penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses berguru mengajar sanggup membangkitkan harapan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaru-pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut Bretz yang dikutip oleh Sadiman  mengidentifikasi ciri utama dari media pembelajaran menjadi tiga unsur pokok :

a) Suara (sound), dibedakan pula menjadi media siar (telecommunication) dan
b) Visual, dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis, dan symbol yang merupakan satu kontinum dari bentuk yang sanggup ditangkap oleh indra penglihatan.
c) Gerak
Menurut Gerlach dan El yang dikutip oleh Arsyad. ciri media pembelajaran yang layak dipakai dalam pembelajaran ialah sebagai berikut:
a) Fiksatif (fixative property), media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
b) Manipulatif (manipulative property), kejadian yang memakan waktu berhari-hari sanggup disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
c) Distributif (distributive property), memungkinkan banyak sekali objek ditrasnportasikan melalui suatu tampilan yang terintegritas dan secara bersamaan objek sanggup menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama perihal kejadian itu.

Dari pendapat di atas sanggup disimpulkan ciri-ciri media pembelajaran yang baik ialah media pembelajaran yang berupa alat bantu berguru yang sanggup berupa suara, gambar, rekaman, film/video, garis, symbol yang mungkin ditransformasikan dalam bentuk objek yang berupa rangkuman kejadian yang kemudian ditampilkan kembali sebagai gambaran.

Media pembelajaran dimungkinkan akan sangat besar lengan berkuasa terhadap keberhasilan suatu pembelajaran lantaran dengan adanya media siswa sanggup berinteraksi secara audio dengan rekaman, visual dengan gambar membisu atau gambar bergerak dan secara audio visual dengan video atau film.

Menurut Seels & Richey (1994) yang dikutip Azhar Arsyad mengelompokkan media pembelajaran kedalam 4 kelompok, yaitu : a) media hasil teknologi cetak, b) media hasil teknologi audio visual, c) media hasil media rekam (recording). teknologi yang berdasarkan komputer, d) media hasil adonan teknologi cetak dan komputer.

Berdasarkan tiga ciri yaitu bunyi (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion) Brest dalam Ayip membagi media menjadi:
a) Media audio-motion-visual, yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan objek yang sanggup dilihat. Media semacam ini paling lengkap. Jenis media yang termasuk dalam jenis ini ialah televisi, video tape, dan film gerak.
b) Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai bunyi dan objeknya sanggup dilihat namun, tidak ada gerakan ibarat film strip bersuara, slide bersuara, dan rekaman televisi dengan gambar tidak bergerak (television still recordings).
c) Media audio-semi motion, mempunyai bunyi dan gerakan namun tidak sanggup menampilkan gerakan secara utuh. Salah satu teladan dari media jenis ini ialah papan tulis jarak jauh, dan tele blackboard.
d) Media motion-visual, yakni media yang mempunyai gambar objek gerak, tapi tanpa mengeluarkan bunyi ibarat film bisu yang bergerak.
e) Media still visual, yakni ada objek tetapi tidak ada gerakan seperi film strip dan slide tanpa suara.
f) Media audio, hanya mengeluarkan bunyi ibarat radio, telepon, dan audio tape.
g) Media cetak, ditampilkan dalam bentuk materi tercetak atau tertulis ibarat buku, modul, dan pamplet

5) Evaluasi pembelajaran
Evaluasi berdasarkan Dimyati dan Mudjiono diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Oemar Hamalik (2003:63) penilaian merupakan aspek penting dalam proses berguru mengajar yang berkhasiat untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan instruksional telah tercapai atau hingga mana menerima kemajuan berguru siswa dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai tujuan instruksional tersebut. Dengan demikian penilaian pembelajaran merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu obyek/subyek yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu untuk mengukur, menilai, dan mengetahui sejumlah mana tujuan pembelajaran dan tingkat keberhasilan berguru yang dicapai oleh peserta diklat dalam proses pembelajaran.


Dari uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa penilaian merupakan kegiatan dari komponen pembelajaran yang wajib dilaksanakan untuk mengukur tingkat kesuksesan berguru yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan penilaian pembelajaran sanggup dilakukan pada setiap simpulan proses pembelajaran.

6) Tenaga Pendidik (guru)
Menurut Uzer Usman proses pembelajaran sanggup memperlihatkan hasil ibarat yang diinginkan maka baik guru maupun peserta didik harus mempunyai kesiapan sikap, kemauan, dan keterampilan yang mendukung prosespembelajaran tadi. Hal ini berarti kiprah guru dituntut untuk sanggup membuat situasi dan kondisi biar siswa atau peserta didik selalu dalam keadaan siap berguru dan termotivasi untuk belajar.

Guru dalam mengajar membutuhkan pengetahuan, metode, dan kecakapan dasar lainnya untuk menunjang keberhasilan proses mengajarnya. Interaksi dalam berguru mengajar dengan peserta didik membutuhkan seorang guru untuk menentukan keberhasilan pembelajaran tersebut. Tergantung pada bagaimana guru sanggup memanfaatkan komponen pembelajaran yang ada.

Menurut Winarno Surahmad empat kecakapan serta pengetahuan dasar yang harus dimiliki guru yaitu:
a) Guru harus mengenal setiap murid yang dipercayakan kepadanya baik mengenai sifat, kebutuhan, minat, pribadi, serta aspirasi dari setiap murid tersebut.
b) Guru harus mempunyai kecapakan memperlihatkan bimbingan disamping bimbingan yang berpusat pada kecakapan intelektual, guru perlu mempunyai pengetahuan perihal perkembangan setiap anak didiknya baik perkembangan emosi, minat, kecakapan khusus, maupun prestasi skolastik, fisik, dan social sehingga guru sanggup membangun sebuah planning atas dasar pengetahuan itu akan membuat siswa benar-benar mengalami pendidikan yang menyeluruh dan integral.
c) Guru harus mempunyai dasar pengetahuan yang luas perihal tujuan pendidikan di Indonesia pada umumnya. Pengetahuan itu akan memperlihatkan arah pada perkembangan muridnya sehingga akan memudahkan guru memahami kebutuhan murid-muridnya.
d) Guru harus mempunyai kebutuhan yang bundar dan gres mengenai ilmu yang dipelajarinya, biar apa yang dikerjakan bermanfaat dalam tujuan hidup yang nyata bagi masyarakat atau individu, lantaran perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta balasannya dalam hidup insan cepat sekali lama diganti dengan yang baru.
e) Berdasarkan uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa guru merupakan bab yang penting dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya dituntut untuk mempunyai kecakapan intelektual namun juga kecapakan emosi, dan minat serta mempunyai pengetahuan yang luas dan valid biar siswa termotivasi untuk belajar.

Related

Psikologi 6939033991087433014

Technology

Hot in week

Recent

Comments

item