Yang Dimaksud Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari kata“didik” yang diberi awalan “pe” dan akhiran “kan”. Mengandung arti “perbuatan” (Hal, cara, dan sebagainy...

A+ A-
Istilah pendidikan berasal dari kata“didik” yang diberi awalan “pe” dan akhiran “kan”. Mengandung arti “perbuatan” (Hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula  berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogy” yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang  sekolah diantar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos. dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada didalam. Dalam bahasa inggris, Pendidikan diistilahkan  to educate  yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual.

Dalam kamus Besar Bahasa indonesia pendidikan ialah “ proses pengubahan perilaku dan tata laris seseorang atau kelompok orang dalam perjuangan mendewasakan insan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dalam Islam, pada mulanya pendidikan disebut dengan kata “ta’dib”. Kata “ta’dib”mengacu kepada pengertian yang lebih tinggi dan meliputi seluruh unsur-unsur pengetahuan (‘ilm), pengajaran (ta’lim)dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Akhirnya, dalam perkembangan kata-kata  “ta’dib”sebagai istilah pendidikan hilang dari peredarannya, sehingga para jago didik Islam bertemu dengan istilah at tarbiyahatau tarbiyah, sehingga sering disebut tarbiyah. Sebenarnya kataini asal katanya yakni dari  “Rabba-Yurobbi-Tarbiyatan”yang artinya tumbuh dan berkembang.


Pada masa kini istilah yang paling terkenal digunakan orang yakni “tarbiyah” alasannya berdasarkan M. Athiyah alAbrasyi term yang menyangkut keseluruhan aktivitas pendidikan  tarbiyah  merupakan upaya yang mempersiapkan individu untuk aktivitas yang lebih tepat etika, sistematis dalam berfikir, mempunyai ketajaman intuisi, ulet dalam berkreasi, mempunyai toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam mengungkap bahasa mulut dan tulisan, serta mempunyai beberapa ketrampilan.

Sedangkan Musthafa al-Maraghi membagi aktivitas Al-tarbiyahdengan dua macam. Pertama, tarbiyah khalqiyah, yaitu penciptaan, pembinaan dan pengembangan jasmani akseptor didik biar sanggup dijadikan sebagai sarana bagi pengembangan jiwanya. Kedua, tarbiyah diniyah tahzibiyah, yaitu pembinaan jiwa insan dan kesempurnaanya melalui petunjuk wahyu ilahi.

Walaupun dalam Al-Qur’an tidak disebutkan secara terperinci wacana definisi pendidikan, namun dari beberapa ayat sanggup ditemukan indikasi ke arah pendidikan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Isra’ ayat 14 :

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka mendidik saya waktu kecil”. (QS. al-Isra : 24)

Berdasarkan ayat tersebut sanggup diambil pengertian bahwa  al-Tarbiyahadalah proses pengasuhan pada fase permulaan pertumbuhan manusia, alasannya anak semenjak dilahirkan di dunia dalam keadaan tidak tahu apa-apa, tetapi ia sudah dibekali Allah SWT berupa potensi dasar (fitrah)yang perlu dikembangkan. Maka pendidikan anak sangat penting mengingat untuk kelangsungan perkembangannya menuju ke tahap selanjutnya.

Ibnu Faris memberi definisi pendidikan, yang mana definisinya meliputi semua definisi Tarbiyah ‘pendidikan’ baik yang umum maupun yang khusus, pendidikan yakni perbaikan, perawatan, dan pengurusan terhadap pihak yang dididik dengan menggabungkan unsur-unsur pendidikan didalam jiwanya sehingga ia menjadi matang dan mencapai tingkat tepat yang sesuai dengan kemamuannya.Adapun unsur-unsur tarbiyah ‘pendidikan’tersebut yakni pendidikan ruhani,  pendidikan akhlak, pendidikan akal, pendidikan jasmani, pendidikan agama, pendidikan sosial, pendidikan politik, pendidikan ekonomi, pendidikan estetika, dan pendidikan jihad.

Pengertian pendidikan yang diberikan oleh ahli. John Dewey, menyerupai yang dikutip oleh M. Arifin menyatakan bahwa pendidikan yakni sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual)maupun daya perasaan (emosional)menuju ke arah watak insan dan insan biasa.

Pendidikan intinya yakni perjuangan sadar yang diarahkan untuk mematangkan potensi fitrah manusia, agarsetelah tercapai kematangan itu, ia mampun memerankan diri sesuai dengan amarah yang disandangnya, serta bisa mempertanggung jawabkan pelaksanaan kepada Sang Pencipta. Kematangan di sini dimaksudkan  sebagai gambaran dari tingkat perkembangan optimal yang dicapai oleh setiap potensi fitrah manusia.

Di dalam UU No. 20/2003 wacana Sistem Pendidikan nasional, tercantum pengertian pendidikan:

Pendidikan yakni perjuangan sadar dan terpola untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran biar akseptor didik secara aktif mengembang kan potensi dirinya sehingga mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, budpekerti mulia, serta ketrampilan yang dibutuhkan oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.

Selanjutnya pendidikan diartikanoleh para tokoh pendidikan sebagai berikut:
1.  John S. Brubacher berpendapat: Pendidikan yakni proses pengembangan potensi, kemampuan, dan kapasitas insan yang gampang dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan–kebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun
sedemikian rupa, sehingga pendidikan sanggup digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

2.  George F. Kneller beropini : Pendidikan mempunyai arti luas dan sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, ataupun kemauan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan yakni suatu proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan dari generasi-kegenerasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan menyerupai sekolah, pendidikan tinggi dan lembaga-lembaga lain.

3.  Carter V. Good berperdapat : Pendidikan yakni : pertama, keseluruhan proses dimana seseorang menyebarkan kemampuan, perilaku dan bentuk-bentuk tingkah laris lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat ditempat hidupnya, kedua,  proses sosial dimana orang dihadapkan pada imbas lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khusus yang tiba dari sekolah), sehingga orang tersebut bisa menerima atau mengalami perkembangan kemampuan sosial maupun kemampuan individual secara optimal.

4.  Driyarkara beropini : Inti pendidikan yakni pemanusiaan insan muda, intinya pendidikan yakni pengembangan insan muda ketaraf insani.

5.  Ki Hajar Dewantara Menyatakan bahwa pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan anak-anak. Artinya, pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak, biar mereka sebagai insan sekaligus sebagai anggota masyarakat sanggup mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

6.  Mortimer J. Adler mengartikan: pendidikan yakni proses dengan mana semua kemampuan insan (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dpat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibentuk dan digunakan oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.

7.  Herman H. Horne beropini : pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses penyesuaian diri insan secara timbal balik dengan alam sekitar,dengan sesama manusia, dengan tabi’at trtinggi dari kosmos

Pengertian pendidikan sangat akrab kaitannya dengan pengertian pengajaran, sehingga sulit untuk dipisahkan dan dibedakan. Pendidikan tidak sanggup dilaksanakan tanpa ada pengajaran, dan pengajaran tidak akan berarti jikalau tanpa diarahkan ketujuan pendidikan. Selain itu pendidikan merupakan perjuangan pembinaan pribadi secara utuh dan lebih menyangkut persoalan gambaran dan nilai. Sedang pengajaran merupakan perjuangan menyebarkan kapasitas intelektual dan aneka macam ketrampilan fisik.

Dengan demikian sanggup dipahami bahwa pendidikan adalah suatu aktivitas atau perjuangan yang dilakukan secara sadar dan disengaja untuk memperlihatkan bimbingan, baik jasmani maupun rohani, melalui penanaman nilai-nilai Islam, latihan moral, fisik serta menghasilkan perubahan ke arah positif yang nantinya sanggup diaktualisasikan dalam kehidupan, dengan kebiasaan bertingkah laku, berpikir dan berbudi pekerti yang luhur menuju terbentuknya insan yang berakhlak mulia.

Related

Psikologi 4452970986820154899

Technology

Hot in week

Recent

Comments

item