Yang Dimaksud Pengertian Judi
Pengertian Judi - Dalam bahasa Indonesia judi berarti permainan untung-untungan dengan bertaruh. Dicontohkan ibarat bermain dadu, ceki, bera...

https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/07/yang-dimaksud-pengertian-judi.html
f. Bagi tujuh orang yang masing-masing memperoleh lot Al-Fadzdz, At-Tauam, Ar-Raqib, Al-Halis, An-Nafis, Al-Mubil dan Al-Mu’alla akan memperoleh penggalan sesuai dengan yang telah ditentukan sedang tiga orang lainnya, yakni yang memperoleh Al-Manih, As-Safih dan Al-Waghd tidak menerima apa-apa karenalotnya kosong. Mereka bertiga inilah yang wajib membayar harga seekor unta tersebut.
g. Bagi para pemenangnya dilarang memakan daging tadi. Semuanya harus diberikan kepada fakir-miskin. Dari permainan tersebut mereka yang menang saling membahagiakan diri dan mengajak yang kalah. Seperti kebiasaan-kebiasaan orang Arab, mereka sering membawa-bawa dan melibatkan suku atau qabilah dari mana merekaberasal. Sehinggaselalu berkhir dengan permusuhan, perkelahian bahkan saling membunuh dan peperangan.
Menurut Ibrahim Hosen yang dimaksud dengan maisir atau judi yaitu permainan (baik yang usang maupun yang gres timbul) yang mengandung unsur taruhan dan dilakukan secara berhadap-hadapan atau langsung. Sedangkan apabila unsur berhadap-hadapan atau pribadi tidak ada atau unsur taruhan itu ada tetapi tidak dilakukan secara berhadap-hadapan atau langsung, maka terperinci permainan itu tidak sanggup dikategorikan sebagai maisir atau judi.
g. Bagi para pemenangnya dilarang memakan daging tadi. Semuanya harus diberikan kepada fakir-miskin. Dari permainan tersebut mereka yang menang saling membahagiakan diri dan mengajak yang kalah. Seperti kebiasaan-kebiasaan orang Arab, mereka sering membawa-bawa dan melibatkan suku atau qabilah dari mana merekaberasal. Sehinggaselalu berkhir dengan permusuhan, perkelahian bahkan saling membunuh dan peperangan.
Menurut Ibrahim Hosen yang dimaksud dengan maisir atau judi yaitu permainan (baik yang usang maupun yang gres timbul) yang mengandung unsur taruhan dan dilakukan secara berhadap-hadapan atau langsung. Sedangkan apabila unsur berhadap-hadapan atau pribadi tidak ada atau unsur taruhan itu ada tetapi tidak dilakukan secara berhadap-hadapan atau langsung, maka terperinci permainan itu tidak sanggup dikategorikan sebagai maisir atau judi.
Definisi ini nampaknya terilhami oleh definisi yang dikemukakan oleh Imam Syafi'i yang mensyaratkan adanya unsur berhadap-hadapan dalam pelaksanaannya.
Akan tetapi pendapat Ibrahim Hosen di atas nampaknya disangkal oleh Safiudin Shidik. Menurutnya syaratberhadap-hadapan ibarat di atas untuk zaman kini ini sangatlah relatif. Sebab tanpa berhadap-hadapan pun, dengan pertolongan teknologi, perjudian sanggup dilakukan, ibarat kasino dimana antara perjudian bandar dan pemainnya tidak berada dalam satu majlis. Jadi, berhadap-hadapan dalam satu majlis berdasarkan Saifudin Shidik bukanlah syarat mutlak terjadinya perjudian. Unsur terpenting dalam perjudian itu yaitu taruhan. Dimanadalam taruhan itu mengandung unsur spekulatif (untung-untungan) dan akan mengakibatkan ada pihak yang dirugikan. Begitu mudahnya seorang pemenang judi mendapatkan uang, maka setiap permainan yang mengandung unsur-unsur di atas (spekulatif dan merugikan pihak lain) sanggup dikatakan judi.
Dalam Tafsir Al-Qur’an karya Abdul Halim Hasan dijelaskan bahwa : Menurut para sahabat, tabi’in dan lainnya, segala macam permainan yang diadakan dengan menggunakan taruhan disebut “al-maisir”, sehingga baik permainan bawah umur sekalipun di mana terdapat kalah, menang dan taruhan yang diambil oleh pihak pemenang, maka hal itu juga dinamakan “al-maisir”.
Demikianlah Pengertian Judi menurut para ulama, agar pembahasan di atas sanggup bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Akan tetapi pendapat Ibrahim Hosen di atas nampaknya disangkal oleh Safiudin Shidik. Menurutnya syaratberhadap-hadapan ibarat di atas untuk zaman kini ini sangatlah relatif. Sebab tanpa berhadap-hadapan pun, dengan pertolongan teknologi, perjudian sanggup dilakukan, ibarat kasino dimana antara perjudian bandar dan pemainnya tidak berada dalam satu majlis. Jadi, berhadap-hadapan dalam satu majlis berdasarkan Saifudin Shidik bukanlah syarat mutlak terjadinya perjudian. Unsur terpenting dalam perjudian itu yaitu taruhan. Dimanadalam taruhan itu mengandung unsur spekulatif (untung-untungan) dan akan mengakibatkan ada pihak yang dirugikan. Begitu mudahnya seorang pemenang judi mendapatkan uang, maka setiap permainan yang mengandung unsur-unsur di atas (spekulatif dan merugikan pihak lain) sanggup dikatakan judi.
Dalam Tafsir Al-Qur’an karya Abdul Halim Hasan dijelaskan bahwa : Menurut para sahabat, tabi’in dan lainnya, segala macam permainan yang diadakan dengan menggunakan taruhan disebut “al-maisir”, sehingga baik permainan bawah umur sekalipun di mana terdapat kalah, menang dan taruhan yang diambil oleh pihak pemenang, maka hal itu juga dinamakan “al-maisir”.
Demikianlah Pengertian Judi menurut para ulama, agar pembahasan di atas sanggup bermanfaat bagi para pembaca sekalian.