Materi Pelajaran Ppkn Pengertian Dan Makna Bhinneka Tunggal Ika
Berdasarkan Wikipedia Bahasa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa K...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/10/materi-pelajaran-ppkn-pengertian-dan.html
Berdasarkan Wikipedia Bahasa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Jika diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kataika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap ialah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia. Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk mirip jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang lalu disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. Penggunaan lambang negara diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009 wacana Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nomor 109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, Undang-Undang Dasar Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958
Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya. Menurut risalah sidang MPR tahun 2000, bahwa masuknya ketentuan mengenai lambang negara dan lagu kebangsaan kedalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang melengkapi pengaturan mengenai bendera negara dan bahasa negara yang telah ada sebelumnya merupakan ikhtiar untuk memperkukuh kedudukan dan makna atribut kenegaraan ditengah kehidupan global dan kekerabatan internasional yang terus berubah.Dengan kata lain, kendatipun atribut itu sepertinya simbolis, hal tersebut tetap penting, lantaran mengatakan identitas dan kedaulatan suatu negara dalam pergaulan internasional. Atribut kenegaraan itu menjadi simbol pemersatu seluruh bangsa Indonesia ditengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi mengancam keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa tak terkecuali bangsa dan negara Indonesia.
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar periode ke-14. Dalam buku Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit
Secara harfiah pengertian Bhinneka Tunggal Ika ialah Berbeda-beda tetapi Satu Itu. Adapun makna Bhinneka Tunggal Ika ialah meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap ialah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan
Kata Bhineka Tunggal Ika sanggup pula dimakna bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang mempunyai kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan lain-lain. Seperti di ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap kawasan mempunyai watak istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi aneka macam kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus membuang jauh-jauh sikap mementingkana dirinya sendiri atau wilayahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah.Oleh lantaran itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika dengan sebaik-baiknya supaya persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga.
PENGERTIAN BHINNEKA TUNGGAL IKA
Bhinneka Tunggal Ika sebaga jati diri bangsa sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu semenjak zaman majapahit.Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.Kalimat ini merupakan kutipan dari falsafah nusantara kakawinJawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaanMajapahit sekitar abad ke-14. Kalimat ini juga sudah digunakan sebagai motto pemersatu Nusantara, yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada.
Kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggalberarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap ialah satu kesatuan.Saat Indonesia merdeka oleh para pendiri bangsamencantumkan kalimat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia yang sanggup dilihat padalambang negara Garuda Pancasila Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
KEBHINEKAAN DARI BANGSA INDONESIA
Kebhinekaan bangsa Indonesia meliputi
1. Kebhinekaan Mata Pencaharian
Indonesia merupakan negara kepulauan dan mempunyai kondisi alam yang berbeda-beda, mirip dataran tinggi/pegunungan maupun dataran rendah/pantai sehingga masyarakat yang tinggal didaerah tersebut harus menyesuaikan cara hidupnya dengan alam disekitarnya. Kondisi alam juga menjadikan perbedaan mata pencaharian ada yang sebagai petani, nelayan, pedagang pegawai, peternak dan lain-lain sehingga kebinekaan mata pencaharian tersebut sanggup menjalin persatuan lantaran satu sama lain saling membutuhkan
2. Kebhinekaan ras
Letak Indonesia sangat strategis sehingga Indonesia menjadi tempat persilangan jalur perdagangan. Banyaknya kaum pendatang ke Indonesia menjadikan terjadinya akulturasi baik pada ras, agama, kesenian maupun budaya. Ras di Indonesia terdiri dariPapua Melanesoid yang berdiam di Pulau Papua, dengan ciri fisik rambut keriting, bibir tebal dan kulit hitam. RasWeddoid dengan jumlah yang relatif sedikit, mirip orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano dan Tomuna dengan ciri-ciri fisik, perawakan kecil, kulit sawo matang dan rambut berombak. Selain itu ada Ras MalayanMongoloid berdiam di sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di Kepulauan Sumatera dan Jawa dengan ciri-ciri rambut keriting atau lurus, muka agak bulat, kulit putih hingga sawo matang. Kebhinekaan tersebut tidak mengurangi persatuan dan kesatuan lantaran tiap ras saling menghormati dan tidak menganggap ras nya paling ungul.
3. Kebhinekaan Suku Bangsa
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh perairan. Pulau-pulau terisolasi dan tidak saling berhubungan. Akibatnya setiap pulau/wilayah mempunyai keunikan tersendiri baik dari segi budaya, watak istiadat, kesenian, maupun bahasa. Adanya kebhinekaan tersebut menjadikan Indonesia sangat kaya. Walaupun berbeda tetapi tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Terbukti dengan menempatkan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan persatuan
4. Kebinekaan agama
Masuknya kaum pendatang baik yang berniat untuk berdagang maupun menjajah membawa misi penyebaran agama yang menjadikan kebinekaan agama di Indonesia. Ada agama Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu serta anutan kepercayaan. Kebhinekaan agama sangat rentan akan konflik, tetapi dengan semangat persatuan dan semboyan bhineka tunggal ika konflik tersebut sanggup dikurangi dengan cara saling toleransi antar umat beragama. Setiap agama tidak mengajarkan untuk menganggap agamanya yang paling benar tetapi saling menghormati dan menghargai perbedaan sehingga sanggup hidup rukun saling berdampingan dan tolong menolong di masyarakat
5. Kebhinekaan Budaya
Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya insan dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri insan dengan cara belajar.Budaya mempunyai tujuan untuk mengubah sikap dan juga sikap SDM kearah yang lebih baik. Masuknya kaum pendatang juga menjadikan kebhinekaan budaya di Indonesia sehingga budaya tradisional berkembang menjadi budaya yang modern tanpa menghilangkan budaya orisinil Indonesia sendiri mirip budaya sopan santun, kekeluargaan dan gotong royong. Budaya tradisional dan modern hidup berdampingan di masyarakat tanpa saling merendahkan satu sama lain
6. Gender/jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin ialah sesuatu yang sangat alami, tidak mengatakan adanya tingkatan. Anggapan kuat bagi pria dan lemah bagi perempuan, ialah tidak benar. Masing-masing mempunyai kiprah dan tanggungjawab yang saling membutuhkan dan melengkapi. Zaman dahulu kaum perempuan tidak diberi kesempatan yang sama untuk membuatkan potensinya dan seringkali tugasnya dibatasi hanya sekitar rumah saja. Pekerjaan rumah yang itu-itu saja, dianggap tidak banyak menuntut kreatifitas, kecerdasan dan wawasan yang luas, sehingga perempuan dianggap lebih terbelakang dan tidak terampil. Sekarang ini perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk sekolah, membuatkan talenta dan kemampuannya. Banyak kaum perempuan yang menduduki posisi penting dalam jabatan publik
Makna Bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa dan negara
Walaupun bangsa kita berbeda dan bermacam-macam dalam hal suku bangsa, mata pencaharian, bahasa daerah, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME, ras/keturunan serta gender tetapi harus tetap berada dalam satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus sanggup menerapkan persatuan dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat,warna kulit dan lain-lain. tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika akan terjadi aneka macam kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang setiap orang akan hanya mementingkan dirinya sendiri atau wilayahnya sendiri tanpa perduli kepentingan bersama.Bila hal tersebut terjadi di negara kita ini akan terpecah belah, oleh lantaran itu marilah kita jaga Bhinneka Tunggal Ika dengan sebai-baiknya supaya persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga dan kita pun haruslah sadar bahwa menyatukan bangsa ini memerlukan usaha yang panjang yang dilakukan oleh para pendahulu kita dalam menyatukan wilayah Republik Indonesia menjadi negara kesatuan.