Yang Dimaksud Pengertian Dividen Dan Kebijakan Dividen
Pengertian Dividen - Dividen ialah proporsi keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham perusahaan dalam jumlah yang sebanding dengan ju...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-dividen-dan.html
Pengertian Dividen - Dividen ialah proporsi keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham perusahaan dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimilikinya. Dividen akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari keuntungan yang diperoleh perusahaan, dimana hal ini menjadi faktor utama sebagai contoh direksi untuk memilih besarnya dividen yang akan dibagikan. Beberapa jenis dividen yaitu:
a. Dividen kas
Merupakan jenis dividen yang paling umum dibagikan perusahaan dalam bentuk kas kepada para pemegang saham. Para pimpinan perusahaan perlu memperhatikan gotong royong sebelum menciptakan pengumuman adanya dividen kas apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian tersebut.
b. Dividen aktiva selain kas
Merupakan jenis dividen yang dibagikan dalam bentuk selain kas, yang dalam hal ini bisa dalam bentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagang atau aktiva-aktiva lain.
c. Dividen hutang
Merupakan jenis dividen yang dibagikan apabila perusahaan tidak mempunyai kecukupan dalam saldo kas untuk membayar dividen sehingga para pimpinan mengeluarkan scrip dividend atau komitmen tertulis. Scrip dividend ini kemungkinan berbunga namun kemungkinan juga tidak.
d. Dividen likuidasi
Merupakan jenis dividen yang mengurangi modal pemegang saham dalam perusahaan. Bila perusahaan membagikan dividen jenis ini, para pemegang saham harus diberitahu mengenai jumlah pembagian keuntungan dan jumlah pengurangan rekening investasinya.
e. Dividen saham
Merupakan jenis dividen yang melaksanakan pembagian pemanis saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan bab yang tidak sanggup dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijaan dividen ialah keputusan yang dilakukan untuk mengetahui apakah keuntungan yang diperoleh perusahaan pada simpulan tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Selain itu, Brigham (1989) mengemukakan wacana teori kebijakan dividen yaitu:
a. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak merupakan imbas terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen (dividendirrelevance theory) ini ialah Merton Miller dan Franco Modigliani. Mereka beropini bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan keuntungan dan risiko bisnisnya. Dengan kata lain, nilai perusahaan tergantung hanya pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi antara dividen dan keuntungan yang ditahan. Keown et. al (2000) menyatakan bahwa pada teori ketidakrelevanan dividen tidak terdapat korelasi antara kebijakan dividen dan nilai saham. Satu kebijakan dividen sama bagusnya dengan lainnya. Secara agregat, investor hanya bertumpu padapengembalian total keputusan investasi dan tidak mempedulikan apakah pengembalian berasal dari perolehan modal atau melalui pendapatan dividen.
b. Teori Bird in The Hand
Kebanyakan pemilik saham lebih menyukai pembayaran dividen ketika ini daripada menundanya untuk nantinya direalisasikandalam bentuk capital gain. Tarif pajak untuk capital gain memang sering lebih rendah daripada untuk dividen, namun para pemilik saham banyak yang lebih menyukai dividen ketika ini, alasannya dengan pembayaran dividen kini maka penerimaan uang tersebut sudah pasti, sedangkan apabila ditunda ada kemungkinan bahwa apa yang dibutuhkan meleset. Teori ini dianut oleh Myron Bordon dan John Lintner.
c. Tax preference theory
Merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa alasannya adanya pajak terhadap dividen dan capital gain maka para investor lebih menyukai capital gain alasannya sanggup menunda pembayaran pajak dengan alasan :
1) Keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada untuk pembagian dividen, alasannya itu investor yang kaya mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali keuntungan di dalam perusahaan.
2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan hingga saham terjual, alasannya adanya nilai imbas waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini.
3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang hingga ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, jago waris sanggup terhindar dari pajak keuntungan modal.
Berdasarkan ketiga konsep teori tersebut, perusahaan sanggup melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
Jika administrasi percaya bahwa dividend irrelevence theory dari Modigliani dan Miller (M-M) benar, maka perusahaan tidak perlu memperhatikan besarnya dividen yang harus dibagikan. Jika perusahaan menganut Bird In The Hand Theory, maka perusahaan harus membagi seluruh EAT (Earning After Tax) dalam bentuk dividen. Jika perusahaan lebih cenderung mempercayai Tax Preference Theory, maka perusahaan harus menahan seluruh keuntungan.
Selain pendapat wacana kebijakan dividen ada beberapa faktor-faktor yang memepengaruhi kebijakan dividen. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen ialah sebagai berikut:
1. Kebutuhan dana bagi perusahaan
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan dipakai terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan) gres sisanya untuk pembayaran dividen.
2. Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila administrasi ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan supaya mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar deviden dalam jumlah yang besar.
3. Kemampuan untuk meminjam
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapat pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, administrasi tidak perlu mengkhawatirkan imbas dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
4. Pembatasan dalam perjanjian hutang
Pembatasan dipakai oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya.
5. Pengendalian Perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan tiba melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi sanggup mengendalikan perusahaan alasannya jumlah saham yang mereka kuasai menjadi berkurang dari seluruh jumlah saham yang beredar.
a. Dividen kas
Merupakan jenis dividen yang paling umum dibagikan perusahaan dalam bentuk kas kepada para pemegang saham. Para pimpinan perusahaan perlu memperhatikan gotong royong sebelum menciptakan pengumuman adanya dividen kas apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian tersebut.
b. Dividen aktiva selain kas
Merupakan jenis dividen yang dibagikan dalam bentuk selain kas, yang dalam hal ini bisa dalam bentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagang atau aktiva-aktiva lain.
c. Dividen hutang
Merupakan jenis dividen yang dibagikan apabila perusahaan tidak mempunyai kecukupan dalam saldo kas untuk membayar dividen sehingga para pimpinan mengeluarkan scrip dividend atau komitmen tertulis. Scrip dividend ini kemungkinan berbunga namun kemungkinan juga tidak.
d. Dividen likuidasi
Merupakan jenis dividen yang mengurangi modal pemegang saham dalam perusahaan. Bila perusahaan membagikan dividen jenis ini, para pemegang saham harus diberitahu mengenai jumlah pembagian keuntungan dan jumlah pengurangan rekening investasinya.
e. Dividen saham
Merupakan jenis dividen yang melaksanakan pembagian pemanis saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Dividen |
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan bab yang tidak sanggup dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijaan dividen ialah keputusan yang dilakukan untuk mengetahui apakah keuntungan yang diperoleh perusahaan pada simpulan tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Selain itu, Brigham (1989) mengemukakan wacana teori kebijakan dividen yaitu:
a. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak merupakan imbas terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen (dividendirrelevance theory) ini ialah Merton Miller dan Franco Modigliani. Mereka beropini bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan keuntungan dan risiko bisnisnya. Dengan kata lain, nilai perusahaan tergantung hanya pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi antara dividen dan keuntungan yang ditahan. Keown et. al (2000) menyatakan bahwa pada teori ketidakrelevanan dividen tidak terdapat korelasi antara kebijakan dividen dan nilai saham. Satu kebijakan dividen sama bagusnya dengan lainnya. Secara agregat, investor hanya bertumpu padapengembalian total keputusan investasi dan tidak mempedulikan apakah pengembalian berasal dari perolehan modal atau melalui pendapatan dividen.
b. Teori Bird in The Hand
Kebanyakan pemilik saham lebih menyukai pembayaran dividen ketika ini daripada menundanya untuk nantinya direalisasikandalam bentuk capital gain. Tarif pajak untuk capital gain memang sering lebih rendah daripada untuk dividen, namun para pemilik saham banyak yang lebih menyukai dividen ketika ini, alasannya dengan pembayaran dividen kini maka penerimaan uang tersebut sudah pasti, sedangkan apabila ditunda ada kemungkinan bahwa apa yang dibutuhkan meleset. Teori ini dianut oleh Myron Bordon dan John Lintner.
c. Tax preference theory
Merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa alasannya adanya pajak terhadap dividen dan capital gain maka para investor lebih menyukai capital gain alasannya sanggup menunda pembayaran pajak dengan alasan :
1) Keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada untuk pembagian dividen, alasannya itu investor yang kaya mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali keuntungan di dalam perusahaan.
2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan hingga saham terjual, alasannya adanya nilai imbas waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini.
3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang hingga ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, jago waris sanggup terhindar dari pajak keuntungan modal.
Berdasarkan ketiga konsep teori tersebut, perusahaan sanggup melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
Jika administrasi percaya bahwa dividend irrelevence theory dari Modigliani dan Miller (M-M) benar, maka perusahaan tidak perlu memperhatikan besarnya dividen yang harus dibagikan. Jika perusahaan menganut Bird In The Hand Theory, maka perusahaan harus membagi seluruh EAT (Earning After Tax) dalam bentuk dividen. Jika perusahaan lebih cenderung mempercayai Tax Preference Theory, maka perusahaan harus menahan seluruh keuntungan.
Selain pendapat wacana kebijakan dividen ada beberapa faktor-faktor yang memepengaruhi kebijakan dividen. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen ialah sebagai berikut:
1. Kebutuhan dana bagi perusahaan
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan dipakai terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan) gres sisanya untuk pembayaran dividen.
2. Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila administrasi ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan supaya mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar deviden dalam jumlah yang besar.
3. Kemampuan untuk meminjam
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapat pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, administrasi tidak perlu mengkhawatirkan imbas dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
4. Pembatasan dalam perjanjian hutang
Pembatasan dipakai oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya.
5. Pengendalian Perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan tiba melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi sanggup mengendalikan perusahaan alasannya jumlah saham yang mereka kuasai menjadi berkurang dari seluruh jumlah saham yang beredar.