Yang Dimaksud Pengertian Hygiene
Di dalam buku The Theory of Cathering yang dikutip oleh Suwantini disebut bahwa ”hygiene is the study of health and thepreventationof...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-hygiene.html
Di dalam buku The Theory of Cathering yang dikutip oleh Suwantini disebut bahwa ”hygiene is the study of health and thepreventationof the deases” ini berarti hygiene yaitu ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene sangat erat hubungannya dengan kuliner dan minuman serta individu. Makanan dan minuman yang di masak oleh penjamah makanan/individu yang sehat maka akan mempengaruhi hasil makanan dan minuman dapat terhindar dari penyakit. Kesehatan penjamah makanan saat pengolahan makanan sangat perlu diperhatikan, bila terjadi sakit jadinya yaitu kuliner yang diolah memungkinkan terdapat suatu penyakit.
Peranan Hygiene di Bidang Makanan - Pengertian hygiene yaitu upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu. Misalnya :
1) Mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan,
2) Cuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
3) Membuang potongan kuliner yang rusak untuk melindungi keutuhan kuliner secara keseluruhan.
Sedangkan sanitasi kuliner yaitu salah satu perjuangan pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan kuliner dan minuman dari segala ancaman yang sanggup menganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi masyarakat atau konsumen.
Ruang llingkup hygiene di Bidang Makanan
Ruang lingkup hygiene kuliner tidak sanggup dilepaskan dari sanitasi lantaran hygiene dan sanitasi dilaksanakan secara bersamaan. Menurut Suwantini (2004) ruang lingkup hygiene yaitu:
1) Hygiene perorangan
Hygiene perorangan meliputi semua segi kebersihan dan eksklusif karyawan (penjamah makanan). Hygiene perorangan sanggup dilihat dari kebiasaan-kebiasaan penjamah kuliner menyerupai cara makan, mandi, pakaian yang digunakan setiap hari, dan lain sebagainya. Kesehatan perorangan meliputi:
a) Rambut
Rambut penjamah kuliner hendaknya selalu rapi dan tidak panjang, biasakan selalu mencuci secara teratur agar selalu bersih, dan gunakan topi cook/penutup kepala pada waktu bekerja. Sehelai rambut yang terdapat pada kuliner sangat mengerikan bagi pelanggan karena dapat diartikan betapa joroknya para penjamah kuliner dan kuliner tersebut tidak sehat.
b) Wajah
Wajah dirias seperlunya dan untuk menjada kesehatan kuliner maka jangan menggunakan kosmetik secara berlebihan dan jangan menyeka wajah dengan tangan pada waktu mengolah kuliner gunakan sapu tangan atau tissue.
c) Hidung
Penjamah makanan hendaknya jangan memegang lubang hidung saat bekerja sebab pada lubang hidung terdapat kotoran yang dapat menimbulkan penyakit, gunakan sapu tangan atau tissue untuk menutup hidung pada waktu bersin, dan jika sedang sakit batuk pilek gunakan masker untuk menutup hidung.
d) Mulut
Kesehatan mulut dan gigi dijaga dengan baik, biasakan menyikat gigi sehabis makan secara teratur. Penjamah kuliner dilarang merokok saat bekerja untuk mencegah perpindahan bakteri. Jika mencicipi makanan harus menggunakan alat yang higienis menyerupai sendok dan piring kecil.
e) Telinga
Telinga dibersihkan secara teratur semoga selalu dalam keadaan higienis dan jangan memegang indera pendengaran sewaktu bekerja.
f) Kuku Tangan dan Kaki
Tangan yaitu anggota tubuh yang paling sering menyentuh kuliner dalam pengolahan makanan, dengan demikian tangan memegang peranan penting sebagai perantara dalam perpindahan basil dari suatu tempat kepada makanan.
Kaki menjadi rujukan waktu penjamah kuliner bekerja, maka kebersihan dan kesehatan kaki sangat penting, gunakan sepatu yang bertumit pendek dan tidak licin.
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri lantaran kuman sanggup masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Perawatan memotong kuku jari tangan dan jari kaki dapat mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam kuku yang panjang.
g) Kesegaran jasmani
Manusia mempunyai keterbatasan dalam bekerja secara efektif dan efisien. Jika jasmani penjamah kuliner dijaga semoga tetap segar maka akan mempunyai semangat kerja yang tinggi. Untuk itu perlu menjaga kesejukan jasmani dengan cara minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup teratur, berolahraga secara teratur, dan hindari rasa cemas dalam diri.
2) Hygiene makanan
Hygiene kuliner (food hygiene) juga dikenal dengan istilah sanitasi kuliner (food sanitation), kedua istilah ini mempunyai arti dan bidang yang berbeda namun saling berkaitan. Ruang lingkup hygiene makanan meliputi macam-macam bahan makanan, kerusakan bahan makanan, dan keracunan makanan (foodpoisoning) (Bagus, 1997: 39). Ada 3 faktor yang dianggap menjadi sumber pencemaran makanan yaitu penjamah makanan, area lingkungan dimana makanan diolah lalu disajikan, dan bahan kuliner itu sendiri.
3) Hygiene Lingkungan
Kebersihan area, lingkungan, bangunan serta peralatan didapur yaitu menunjang untuk menghasilkan kuliner yang baik, higienis juga aman untuk dimakan. Dapur adalah suatu ruangan khusus yang dipergunakan sebagai tempat mengolah makanan. Ruangan khusus ini terdiri dari bagian fisik dan perlengkapan yang dipergunakan sehingga ruangan ini dapat berfungsi dengan baik sebagai tempat makanan. Kesehatan saran pisik dapur meliputi:
a) Lantai dapur
b) Dinding
c) Ventilasi
d) Langit-langit (plafon)
e) Lampu penerangan
f) Tempat mencuci tangan
g) Ruangan pegawai
h) Toilet
i) Ruangan penampung sampah
j) Saluran limbah
d. Persyaratan hygiene di bidang makanan
Syarat utama pengolah kuliner yaitu mempunyai kesehatan yang baik. Untuk itu disarankan pekerja melaksanakan tes kesehatan, terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat kesehatan paru-paru dan saluran pernapasannya. Tes kesehatan tersebut sebaiknya diulang setiap 6 bulan sekali, terutama bagi pengolah kuliner di dapur.
Tenaga kerja yang dipekerjakan pada usaha jasa boga harus berbadan sehat, tidak mengidap penyakit menular menyerupai tifus, kolera dan tuberkulosa. Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan.
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.715/MENKES/SK/V/2003, beberapa perilaku tenaga/karyawan yang seharusnya selama bekerja antara lain :
1) Tidak merokok.
2) Tidak makan atau mengunyah.
3) Tidak menggunakan perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos).
4) Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya.
5) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil.
6) Selalu menggunakan pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar.
7) Selalu menggunakan pakaian kerja yang higienis yang tidak digunakan di luar tempat jasaboga (Depkes RI, 2003). Selain hal-hal tersebut diatas, berikut ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pekerja yang terlibat dalam pengolahan makanan, sebagai berikut:
1) Tidak merokok, makan atau mengunyah selama melaksanakan kegiatan penanganan makanan.
2) Tidak meludah atau membuang ingus di dalam kawasan pengolahan.
3) Selalu menutup ekspresi dan hidung pada waktu batuk atau bersin. Sedapat mungkin batuk dan bersin tidak di bersahabat makanan.
4) Tidak merasakan atau menyentuh kuliner dengan tangan atau jari.
Tetapi menggunakan sendok bersih, spatula, penjepit atau peralatan lain yang sesuai.
5) Sedapat mungkin tidak sering menyentuh potongan tubuh misalnya
mulut, hidung, indera pendengaran atau menggaruk bagian-bagian tubuh pada waktu menangani makanan.
6) Pada waktu memegang gelas minum pun dihentikan untuk menyentuh bibir gelas.
7) Jangan sekali-kali duduk diatas meja kerja (Purnawijayanti, 2001).
Peranan Hygiene di Bidang Makanan - Pengertian hygiene yaitu upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu. Misalnya :
1) Mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan,
2) Cuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
3) Membuang potongan kuliner yang rusak untuk melindungi keutuhan kuliner secara keseluruhan.
Sedangkan sanitasi kuliner yaitu salah satu perjuangan pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan kuliner dan minuman dari segala ancaman yang sanggup menganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi masyarakat atau konsumen.
Pengertian Hygiene |
Ruang llingkup hygiene di Bidang Makanan
Ruang lingkup hygiene kuliner tidak sanggup dilepaskan dari sanitasi lantaran hygiene dan sanitasi dilaksanakan secara bersamaan. Menurut Suwantini (2004) ruang lingkup hygiene yaitu:
1) Hygiene perorangan
Hygiene perorangan meliputi semua segi kebersihan dan eksklusif karyawan (penjamah makanan). Hygiene perorangan sanggup dilihat dari kebiasaan-kebiasaan penjamah kuliner menyerupai cara makan, mandi, pakaian yang digunakan setiap hari, dan lain sebagainya. Kesehatan perorangan meliputi:
a) Rambut
Rambut penjamah kuliner hendaknya selalu rapi dan tidak panjang, biasakan selalu mencuci secara teratur agar selalu bersih, dan gunakan topi cook/penutup kepala pada waktu bekerja. Sehelai rambut yang terdapat pada kuliner sangat mengerikan bagi pelanggan karena dapat diartikan betapa joroknya para penjamah kuliner dan kuliner tersebut tidak sehat.
b) Wajah
Wajah dirias seperlunya dan untuk menjada kesehatan kuliner maka jangan menggunakan kosmetik secara berlebihan dan jangan menyeka wajah dengan tangan pada waktu mengolah kuliner gunakan sapu tangan atau tissue.
c) Hidung
Penjamah makanan hendaknya jangan memegang lubang hidung saat bekerja sebab pada lubang hidung terdapat kotoran yang dapat menimbulkan penyakit, gunakan sapu tangan atau tissue untuk menutup hidung pada waktu bersin, dan jika sedang sakit batuk pilek gunakan masker untuk menutup hidung.
d) Mulut
Kesehatan mulut dan gigi dijaga dengan baik, biasakan menyikat gigi sehabis makan secara teratur. Penjamah kuliner dilarang merokok saat bekerja untuk mencegah perpindahan bakteri. Jika mencicipi makanan harus menggunakan alat yang higienis menyerupai sendok dan piring kecil.
e) Telinga
Telinga dibersihkan secara teratur semoga selalu dalam keadaan higienis dan jangan memegang indera pendengaran sewaktu bekerja.
f) Kuku Tangan dan Kaki
Tangan yaitu anggota tubuh yang paling sering menyentuh kuliner dalam pengolahan makanan, dengan demikian tangan memegang peranan penting sebagai perantara dalam perpindahan basil dari suatu tempat kepada makanan.
Kaki menjadi rujukan waktu penjamah kuliner bekerja, maka kebersihan dan kesehatan kaki sangat penting, gunakan sepatu yang bertumit pendek dan tidak licin.
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri lantaran kuman sanggup masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Perawatan memotong kuku jari tangan dan jari kaki dapat mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam kuku yang panjang.
g) Kesegaran jasmani
Manusia mempunyai keterbatasan dalam bekerja secara efektif dan efisien. Jika jasmani penjamah kuliner dijaga semoga tetap segar maka akan mempunyai semangat kerja yang tinggi. Untuk itu perlu menjaga kesejukan jasmani dengan cara minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup teratur, berolahraga secara teratur, dan hindari rasa cemas dalam diri.
2) Hygiene makanan
Hygiene kuliner (food hygiene) juga dikenal dengan istilah sanitasi kuliner (food sanitation), kedua istilah ini mempunyai arti dan bidang yang berbeda namun saling berkaitan. Ruang lingkup hygiene makanan meliputi macam-macam bahan makanan, kerusakan bahan makanan, dan keracunan makanan (foodpoisoning) (Bagus, 1997: 39). Ada 3 faktor yang dianggap menjadi sumber pencemaran makanan yaitu penjamah makanan, area lingkungan dimana makanan diolah lalu disajikan, dan bahan kuliner itu sendiri.
3) Hygiene Lingkungan
Kebersihan area, lingkungan, bangunan serta peralatan didapur yaitu menunjang untuk menghasilkan kuliner yang baik, higienis juga aman untuk dimakan. Dapur adalah suatu ruangan khusus yang dipergunakan sebagai tempat mengolah makanan. Ruangan khusus ini terdiri dari bagian fisik dan perlengkapan yang dipergunakan sehingga ruangan ini dapat berfungsi dengan baik sebagai tempat makanan. Kesehatan saran pisik dapur meliputi:
a) Lantai dapur
b) Dinding
c) Ventilasi
d) Langit-langit (plafon)
e) Lampu penerangan
f) Tempat mencuci tangan
g) Ruangan pegawai
h) Toilet
i) Ruangan penampung sampah
j) Saluran limbah
d. Persyaratan hygiene di bidang makanan
Syarat utama pengolah kuliner yaitu mempunyai kesehatan yang baik. Untuk itu disarankan pekerja melaksanakan tes kesehatan, terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat kesehatan paru-paru dan saluran pernapasannya. Tes kesehatan tersebut sebaiknya diulang setiap 6 bulan sekali, terutama bagi pengolah kuliner di dapur.
Tenaga kerja yang dipekerjakan pada usaha jasa boga harus berbadan sehat, tidak mengidap penyakit menular menyerupai tifus, kolera dan tuberkulosa. Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan.
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.715/MENKES/SK/V/2003, beberapa perilaku tenaga/karyawan yang seharusnya selama bekerja antara lain :
1) Tidak merokok.
2) Tidak makan atau mengunyah.
3) Tidak menggunakan perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos).
4) Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya.
5) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil.
6) Selalu menggunakan pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar.
7) Selalu menggunakan pakaian kerja yang higienis yang tidak digunakan di luar tempat jasaboga (Depkes RI, 2003). Selain hal-hal tersebut diatas, berikut ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pekerja yang terlibat dalam pengolahan makanan, sebagai berikut:
1) Tidak merokok, makan atau mengunyah selama melaksanakan kegiatan penanganan makanan.
2) Tidak meludah atau membuang ingus di dalam kawasan pengolahan.
3) Selalu menutup ekspresi dan hidung pada waktu batuk atau bersin. Sedapat mungkin batuk dan bersin tidak di bersahabat makanan.
4) Tidak merasakan atau menyentuh kuliner dengan tangan atau jari.
Tetapi menggunakan sendok bersih, spatula, penjepit atau peralatan lain yang sesuai.
5) Sedapat mungkin tidak sering menyentuh potongan tubuh misalnya
mulut, hidung, indera pendengaran atau menggaruk bagian-bagian tubuh pada waktu menangani makanan.
6) Pada waktu memegang gelas minum pun dihentikan untuk menyentuh bibir gelas.
7) Jangan sekali-kali duduk diatas meja kerja (Purnawijayanti, 2001).