Yang Dimaksud Pengertian Iman
Iman secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan dogma diambil dari kata kerja 'aamana' yukminu' yang berarti 'p...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-iman.html
Iman secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan dogma diambil dari kata kerja 'aamana' yukminu' yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.Perkataan dogma yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.
Ajaran dasar agama Islam ialah dogma dan Islam, orang yang memiliki dasar kepercayaan dogma yang besar lengan berkuasa tanpa ada keragu-raguan sedikitpun di lubuk hatinya disebut mukmin sedang orang yang pernah mengucapkan dua kalimat syahadat disebut muslim atau orang yang beragama Islam. Sebagai seorang muslim harus mempelajari Islam secara keseluruhan dan mendalam semoga sanggup menjalankan fatwa agama dengan baik, benar dan memantapkan kepercayaan agama yang dianutnya dengan menghilangkan keraguan-keraguan yang menempel di hatinya, atau sengaja dilekatkan oleh orang-orang yang tidak bahagia terhadap agama yang dipeluknya.
Teologi Islam disamping membahas soal ketuhanan, kenabian dan keakhiratan serta apa yang menjadi rukun iman. Sebagai kelanjutannya juga dibahas soal ihwal iman.
Iman ialah bentuk masdar atau kata kerja dari fi'il madhi Aamanafi'il mudhorik Yu'minu masdar Iimanan yang artinya percaya, setia, aman, melindungi dan tetapkan sesuatu pada daerah yang aman.
Secara bahasa Arab, dogma ialah “Attashdiiquu” artinya “membenarkan”, “mempercayai”, dan “yakin” dengan tanpa sedikit keraguan. Landasan arti ini bersumber dari salah satu firman Allah SWT yang berbunyi:
Artinya : “Dan kau sekali-kali tidak akan percaya kepada kami. Sekalipun kami menyampaikan yang sebenarnya”. (QS. Yusuf : 17)
Berdasarkan makna dasar dari kata yang membentuknya, pada perkembangannya, para ulama Islam telah banyak menawarkan definisi dogma secara istilah dengan batasan syara' yang lebih luas. Diantara pengertian-pengertian dogma itu sanggup terlihat dalam penjelasan beberapa tokoh berikut :
- Imam Isma'il bin Muhammad at-Taimi mendefinisikan dogma ialah suatu uangkapan yang dipergunakan untuk menyatakan semua ketaatan lahir maupun batin.
- T. M. Hasbi Ash-Shidiqy menawarkan arti dogma sebagai proses keyakinan yang diucapkan dengan lidah, dibenarkan dengan hati dan dikerjakan dengan anggota tubuh”.
- Menurut Moh. Rifa'i dogma ialah percaya dengan yakin dan jazim disertai dengan pengukuhan verbal dan amal perbuatan yang kasatmata yang sesuai dengan keyakinan dan pengukuhan tersebut.
- Menurut Imam Ibnu Abdul Ghofur dogma ialah perkataan dan perbuatan, dan tidak ada perbuatan kecuali dengan niat.
- Ali bin Abi Thalib, sebagaimana dikutip oleh Munawar Chalil, memaknai dogma sebagai ucapan dengan pengecap dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota”.
- Sedangkan Supan Kusumamiharja menawarkan definisi dogma ke dalam dua kelompok batasan. Pertama, dogma dalam arti luas, ialah keyakinan yang bulat, dibenarkan oleh hati, diikrarkan dengan pengecap dan diwujudkan dengan perbuatan dan tingkah laris didalam segala segi kehidupan. Kedua, dogma dalam arti khas yaitu arkanul iman(rukun dogma yang enam) yang mencakup keimanan kepada Allah, keimanan adanya malaikat-malaikat-Nya, keimanan akan kitab-kitab-Nya, keimanan akan rasul-rasul-Nya, keimanan akan adanya hari berbangkit (qiyamat), serta keimana akan qadha dan qadar Allah SWT yang baik maupu yang buruk.
Tegasnya iman berdasarkan batasan syara’ ialah memadukan ucapan dengan pengukuhan hati dan perilaku. Dengan perkataan lain, mengikrarkan dengan pengecap akan kebenaran Islam, membenarkan yang diikrarkan itu dengan hati dan tercermin dalam sikap hidup sehari-hari dalam bentuk amal perbuatan.
Dengan demikian keimanan merupakan konsekuensi logis bagi seseorang menjadi muslim sejati, dan beliau akan mendapat ketenangan yang berupa terbebas dari belenggu, ketakutan dan kesesatan. Karena pada hakikatnya semua penderitaan insan bersumber pada dua hal tersebut. Seperti yang difirmankan Allah SWT, yang berbunyi :
Artinya : “ Dan tidaklah kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberi kabar bangga dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-An'am : 48)
Dari rangkaian pengertian keimanan di atas sanggup mengantarkan penulis pada sebuah kesimpulan bergotong-royong dogma merupakan suatu proses yang mencakup pengukuhan seorang muslim dalam hati yang diikrarkan dengan verbal (ucapan) yang nantinya akan berfungsi sebagai pedoman muslim dalam melakukan segala tindakan dan perbuatan dalam kehidupannya.
Ajaran dasar agama Islam ialah dogma dan Islam, orang yang memiliki dasar kepercayaan dogma yang besar lengan berkuasa tanpa ada keragu-raguan sedikitpun di lubuk hatinya disebut mukmin sedang orang yang pernah mengucapkan dua kalimat syahadat disebut muslim atau orang yang beragama Islam. Sebagai seorang muslim harus mempelajari Islam secara keseluruhan dan mendalam semoga sanggup menjalankan fatwa agama dengan baik, benar dan memantapkan kepercayaan agama yang dianutnya dengan menghilangkan keraguan-keraguan yang menempel di hatinya, atau sengaja dilekatkan oleh orang-orang yang tidak bahagia terhadap agama yang dipeluknya.
Teologi Islam disamping membahas soal ketuhanan, kenabian dan keakhiratan serta apa yang menjadi rukun iman. Sebagai kelanjutannya juga dibahas soal ihwal iman.
Iman ialah bentuk masdar atau kata kerja dari fi'il madhi Aamanafi'il mudhorik Yu'minu masdar Iimanan yang artinya percaya, setia, aman, melindungi dan tetapkan sesuatu pada daerah yang aman.
Secara bahasa Arab, dogma ialah “Attashdiiquu” artinya “membenarkan”, “mempercayai”, dan “yakin” dengan tanpa sedikit keraguan. Landasan arti ini bersumber dari salah satu firman Allah SWT yang berbunyi:
Artinya : “Dan kau sekali-kali tidak akan percaya kepada kami. Sekalipun kami menyampaikan yang sebenarnya”. (QS. Yusuf : 17)
Berdasarkan makna dasar dari kata yang membentuknya, pada perkembangannya, para ulama Islam telah banyak menawarkan definisi dogma secara istilah dengan batasan syara' yang lebih luas. Diantara pengertian-pengertian dogma itu sanggup terlihat dalam penjelasan beberapa tokoh berikut :
- Imam Isma'il bin Muhammad at-Taimi mendefinisikan dogma ialah suatu uangkapan yang dipergunakan untuk menyatakan semua ketaatan lahir maupun batin.
- T. M. Hasbi Ash-Shidiqy menawarkan arti dogma sebagai proses keyakinan yang diucapkan dengan lidah, dibenarkan dengan hati dan dikerjakan dengan anggota tubuh”.
- Menurut Moh. Rifa'i dogma ialah percaya dengan yakin dan jazim disertai dengan pengukuhan verbal dan amal perbuatan yang kasatmata yang sesuai dengan keyakinan dan pengukuhan tersebut.
- Menurut Imam Ibnu Abdul Ghofur dogma ialah perkataan dan perbuatan, dan tidak ada perbuatan kecuali dengan niat.
- Ali bin Abi Thalib, sebagaimana dikutip oleh Munawar Chalil, memaknai dogma sebagai ucapan dengan pengecap dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota”.
- Sedangkan Supan Kusumamiharja menawarkan definisi dogma ke dalam dua kelompok batasan. Pertama, dogma dalam arti luas, ialah keyakinan yang bulat, dibenarkan oleh hati, diikrarkan dengan pengecap dan diwujudkan dengan perbuatan dan tingkah laris didalam segala segi kehidupan. Kedua, dogma dalam arti khas yaitu arkanul iman(rukun dogma yang enam) yang mencakup keimanan kepada Allah, keimanan adanya malaikat-malaikat-Nya, keimanan akan kitab-kitab-Nya, keimanan akan rasul-rasul-Nya, keimanan akan adanya hari berbangkit (qiyamat), serta keimana akan qadha dan qadar Allah SWT yang baik maupu yang buruk.
Tegasnya iman berdasarkan batasan syara’ ialah memadukan ucapan dengan pengukuhan hati dan perilaku. Dengan perkataan lain, mengikrarkan dengan pengecap akan kebenaran Islam, membenarkan yang diikrarkan itu dengan hati dan tercermin dalam sikap hidup sehari-hari dalam bentuk amal perbuatan.
Dengan demikian keimanan merupakan konsekuensi logis bagi seseorang menjadi muslim sejati, dan beliau akan mendapat ketenangan yang berupa terbebas dari belenggu, ketakutan dan kesesatan. Karena pada hakikatnya semua penderitaan insan bersumber pada dua hal tersebut. Seperti yang difirmankan Allah SWT, yang berbunyi :
Artinya : “ Dan tidaklah kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberi kabar bangga dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-An'am : 48)
Dari rangkaian pengertian keimanan di atas sanggup mengantarkan penulis pada sebuah kesimpulan bergotong-royong dogma merupakan suatu proses yang mencakup pengukuhan seorang muslim dalam hati yang diikrarkan dengan verbal (ucapan) yang nantinya akan berfungsi sebagai pedoman muslim dalam melakukan segala tindakan dan perbuatan dalam kehidupannya.