Yang Dimaksud Pengertian Kesehatan Mental
Pengertian Kesehatan Mental - Sebagai makhluk yang mempunyai kesadaran, insan menyadari adanya problem yang mengganggu kejiwaannya, oleh la...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-kesehatan.html
Pengertian Kesehatan Mental - Sebagai makhluk yang mempunyai kesadaran, insan menyadari adanya problem yang mengganggu kejiwaannya, oleh lantaran itu sejarah insan juga mencatat adanya upaya mengatasi problema tersebut. Upaya-upaya tersebut ada yang bersifat gaib yang irasional, ada juga yang bersifat rasional, konsepsional dan ilmiah. Pada masyarakat Barat modern atau masyarakat yang mengikuti peradaban Barat yang sekular, solusi yang ditawarkan untuk mengatasi problem kejiwaan itu dilakukan dengan memakai pendekatan psikologi, dalam hal ini kesehatan mental. Sedangkan pada masyarakatIslam, lantaran mereka (kaum muslimin) pada awal sejarahnya telah mengalami problem psikologis menyerupai yang dialami oleh masyarakat Barat, maka solusi yang ditawarkan lebih bersifat religius spiritual, yakni tasawuf atau akhlak. Keduanya menyampaikan solusi bahwa insan itu akan memperoleh kebahagiaan pada zaman apa pun, jikalau hidupnya bermakna.
Islam tetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jikalau ditemukan bahwa Islam amat kayadengan tuntunan kesehatan. Namun demikian para andal belum ada akad terhadap batasan atau definisi kesehatan mental (mental healt). Hal itu disebabkan antara lain lantaran adanya banyak sekali sudut pandang dan sistem pendekatan yang berbeda. Dengan tiadanya kesatuan pendapat dan pandangan tersebut, maka mengakibatkan adanya perbedaan konsep kesehatan mental. Lebih jauh lagi menjadikan terjadinya perbedaan implementasi dalam mencapai dan mengusahakan mental yang sehat. Perbedaan itu masuk akal dan tidak perlu merisaukan, lantaran sisi lain adanya perbedaan itu justru memperkaya khasanah dan memperluas pandangan orang mengenai apa dan bagaimana kesehatan mental.
Sejalan dengan keterangan diatas maka di bawah ini dikemukakan beberapa rumusan kesehatan mental, antara lain:
Pertama, Musthafa Fahmi, sebenarnya kesehatan jiwa mempunyai pengertian dan batasan yang banyak. Di sini dikemukakan dua pengertian saja; sekedar untuk menerima batasan yang sanggup digunakan dengan cara memungkinkan memanfaatkan batasan tersebut dalam mengarahkan orang kepada pemahaman hidup mereka dan sanggup mengatasi kesukarannya, sehingga mereka sanggup hidup senang dan melaksanakan misinya sebagai anggota masyarakat yang aktif dan serasi dalam masyarakat sekarang. Pengertian pertama menyampaikan kesehatan jiwa yaitu bebas dari gejala-gejala penyakit jiwa dan gangguan kejiwaan. Pengertian ini banyak digunakan dalam lapangan kedokteran jiwa (psikiatri). Pengertian kedua dari kesehatan jiwaadalah dengan cara aktif, luas, lengkap tidak terbatas; ia berafiliasi dengan kemampuan orang untuk mengikuti keadaan dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat lingkungannya, hal itu membawanya kepada kehidupan yang terhindar dari kegoncangan, penuh vitalitas. Dia sanggup mendapatkan dirinya dan tidak terdapat padanya tanda-tanda yang memperlihatkan tidak keserasian sosial, ia juga tidak melaksanakan hal-hal yang tidak wajar, akan tetapi ia berkelakuan masuk akal yang memperlihatkan kestabilan jiwa, emosi dan pikiran dalam banyak sekali lapangan dan dibawah imbas semua keadaan.
Kedua, Zakiah Daradjat, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar untuk Kesehatan Jiwa di IAIN "Syarif Hidayatullah Jakarta" (1984) mengemukakan lima buah rumusan kesehatan mental yang lazim dianut para ahli. Kelima rumusan itu disusun mulai dari rumusan- rumusan yang khusus hingga dengan yang lebih umum, sehingga dari urutan itu tergambar bahwa rumusan yang terakhir seperti meliputi rumusan-rumusan sebelumnya.
a. Kesehatan mental yaitu terhindarnya orang dari tanda-tanda gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psichose). Definisi ini banyak dianut di kalangan psikiatri (kedokteran jiwa) yang memandang insan dari sudut sehat atau sakitnya.
b. Kesehatan mental yaitu kemampuan untuk mengikuti keadaan dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan daerah ia hidup. Definisi ini sepertinya lebih luas dan lebih umum daripada definisi yang pertama,karena dihubungkan dengan kehidupan sosial secara menyeluruh. Kemampuan mengikuti keadaan diperlukan akan mengakibatkan ketenteraman dan kebahagiaan hidup.
c. Kesehatan mental yaitu terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari kegelisahan dan kontradiksi batin (konflik). Definisi ini memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi jiwa menyerupai pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan harus saling menunjang dan bekerja sama sehingga membuat keharmonisan hidup, yang menjauhkan orang dari sifat ragu-ragu dan bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik batin.
d. Kesehatan mental yaitu pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk menyebarkan dan memanfaatkan potensi, talenta dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa. Definisi keempat ini lebih menekankan pada pengembangan dan pemanfaatan segala daya dan pembawaan yang dibawa semenjak lahir, sehingga benar-benar membawa manfaat dan kebaikan bagi orang lain dan dirinya sendiri.
e. Kesehatan mental yaitu terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaandan terciptanya adaptasi diri antara insan dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan senang di dunia dan senang di akhirat. Definisi ini memasukkan unsur agama yang sangat penting dan harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.
Dalam buku lainnya yang berjudul Islam dan Kesehatan Mental, Zakiah Daradjat mengemukakan: Kesehatan mental yaitu terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan, bisa menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa, adanya keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa dirinya berharga, bergunadan bahagia, serta sanggup memakai potensi yang ada padanya seoptimal mungkin.
Kesehatan mental seseorang berafiliasi dengan kemampuan mengikuti keadaan dengan keadaan yang dihadapi. Setiap insan mempunyai keinginan-keinginan tertentu, dan di antara mereka ada yang berhasil memperolehnya tanpa harus bekerja keras, ada yang memperolehnya sehabis berjuang mati-matian, dan ada yang tidak berhasil menggapainya meskipun telah bekerja keras dan bersabar untuk menggapainya.
Islam tetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jikalau ditemukan bahwa Islam amat kayadengan tuntunan kesehatan. Namun demikian para andal belum ada akad terhadap batasan atau definisi kesehatan mental (mental healt). Hal itu disebabkan antara lain lantaran adanya banyak sekali sudut pandang dan sistem pendekatan yang berbeda. Dengan tiadanya kesatuan pendapat dan pandangan tersebut, maka mengakibatkan adanya perbedaan konsep kesehatan mental. Lebih jauh lagi menjadikan terjadinya perbedaan implementasi dalam mencapai dan mengusahakan mental yang sehat. Perbedaan itu masuk akal dan tidak perlu merisaukan, lantaran sisi lain adanya perbedaan itu justru memperkaya khasanah dan memperluas pandangan orang mengenai apa dan bagaimana kesehatan mental.
Kesehatan Mental |
Sejalan dengan keterangan diatas maka di bawah ini dikemukakan beberapa rumusan kesehatan mental, antara lain:
Pertama, Musthafa Fahmi, sebenarnya kesehatan jiwa mempunyai pengertian dan batasan yang banyak. Di sini dikemukakan dua pengertian saja; sekedar untuk menerima batasan yang sanggup digunakan dengan cara memungkinkan memanfaatkan batasan tersebut dalam mengarahkan orang kepada pemahaman hidup mereka dan sanggup mengatasi kesukarannya, sehingga mereka sanggup hidup senang dan melaksanakan misinya sebagai anggota masyarakat yang aktif dan serasi dalam masyarakat sekarang. Pengertian pertama menyampaikan kesehatan jiwa yaitu bebas dari gejala-gejala penyakit jiwa dan gangguan kejiwaan. Pengertian ini banyak digunakan dalam lapangan kedokteran jiwa (psikiatri). Pengertian kedua dari kesehatan jiwaadalah dengan cara aktif, luas, lengkap tidak terbatas; ia berafiliasi dengan kemampuan orang untuk mengikuti keadaan dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat lingkungannya, hal itu membawanya kepada kehidupan yang terhindar dari kegoncangan, penuh vitalitas. Dia sanggup mendapatkan dirinya dan tidak terdapat padanya tanda-tanda yang memperlihatkan tidak keserasian sosial, ia juga tidak melaksanakan hal-hal yang tidak wajar, akan tetapi ia berkelakuan masuk akal yang memperlihatkan kestabilan jiwa, emosi dan pikiran dalam banyak sekali lapangan dan dibawah imbas semua keadaan.
Kedua, Zakiah Daradjat, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar untuk Kesehatan Jiwa di IAIN "Syarif Hidayatullah Jakarta" (1984) mengemukakan lima buah rumusan kesehatan mental yang lazim dianut para ahli. Kelima rumusan itu disusun mulai dari rumusan- rumusan yang khusus hingga dengan yang lebih umum, sehingga dari urutan itu tergambar bahwa rumusan yang terakhir seperti meliputi rumusan-rumusan sebelumnya.
a. Kesehatan mental yaitu terhindarnya orang dari tanda-tanda gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psichose). Definisi ini banyak dianut di kalangan psikiatri (kedokteran jiwa) yang memandang insan dari sudut sehat atau sakitnya.
b. Kesehatan mental yaitu kemampuan untuk mengikuti keadaan dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan daerah ia hidup. Definisi ini sepertinya lebih luas dan lebih umum daripada definisi yang pertama,karena dihubungkan dengan kehidupan sosial secara menyeluruh. Kemampuan mengikuti keadaan diperlukan akan mengakibatkan ketenteraman dan kebahagiaan hidup.
c. Kesehatan mental yaitu terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari kegelisahan dan kontradiksi batin (konflik). Definisi ini memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi jiwa menyerupai pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan harus saling menunjang dan bekerja sama sehingga membuat keharmonisan hidup, yang menjauhkan orang dari sifat ragu-ragu dan bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik batin.
d. Kesehatan mental yaitu pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk menyebarkan dan memanfaatkan potensi, talenta dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa. Definisi keempat ini lebih menekankan pada pengembangan dan pemanfaatan segala daya dan pembawaan yang dibawa semenjak lahir, sehingga benar-benar membawa manfaat dan kebaikan bagi orang lain dan dirinya sendiri.
e. Kesehatan mental yaitu terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaandan terciptanya adaptasi diri antara insan dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan senang di dunia dan senang di akhirat. Definisi ini memasukkan unsur agama yang sangat penting dan harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.
Dalam buku lainnya yang berjudul Islam dan Kesehatan Mental, Zakiah Daradjat mengemukakan: Kesehatan mental yaitu terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan, bisa menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa, adanya keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa dirinya berharga, bergunadan bahagia, serta sanggup memakai potensi yang ada padanya seoptimal mungkin.
Kesehatan mental seseorang berafiliasi dengan kemampuan mengikuti keadaan dengan keadaan yang dihadapi. Setiap insan mempunyai keinginan-keinginan tertentu, dan di antara mereka ada yang berhasil memperolehnya tanpa harus bekerja keras, ada yang memperolehnya sehabis berjuang mati-matian, dan ada yang tidak berhasil menggapainya meskipun telah bekerja keras dan bersabar untuk menggapainya.