Yang Dimaksud Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan - Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi keuangan yan...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-laporan.html
Pengertian Laporan Keuangan - Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan definisi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam bukunya Standart Akuntansi Keuangan 1994 dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan pecahan dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya mencakup : Neraca, keuntungan rugi, laporan keuangan (yang sanggup disajikan dalam banyak sekali bentuk menyerupai laporan arus kas, dan laporan lain serta materi klarifikasi yang merupakan pecahan integral dari laporan keuangan).
Laporan yang dibentuk oleh administrasi merupakan alat untuk mempertanggung jawabkan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan. Pertanggung balasan pimpinan perusahaan itu dituangkan dalam bentuk laporan keuangan hanyalah pada hingga penyajian secara masuk akal posisi keuangan dan hasil perjuangan dalam suatu periode sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten.
Berdasarkan pengertian diatas sanggup disimpulkan laporan keuangan yaitu ringkasan dari suatu proses pencatatan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan yang biasanya meliputi: neraca, laporan keuntungan rugi, dan lapora perubahan modal.
Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan yaitu bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta yang telah dicatat (Recorded Fact), prinsip-prinsip dan kebiasaan- kebiasaan didalam akuntansi (Accounting Convention and Postulate), dan pendapat langsung (Personal Judgement). Hal tersebut dikemukakan dalam buku Analisa Laporan Keuangan.
Dengan mengingat atau memperhatikan sifat laporan keuangan tersebut, maka sanggup ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu memiliki beberapa keterbatasan antara lain:
Laporan keuangan yang dibentuk secara periodik intinya merupakan intern report (laporan yang dibentuk antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final, lantaran itu semua jumlah- jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menawarkan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam intern report ini terdapat pendapat-pendapat langsung yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.
Laporan keuangan menawarkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat niscaya dan tepat, tetapi sebetulnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibentuk menurut konsep Going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar kini maupun nilai gantinya.
Laporan keuangan disusun menurut hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari banyak sekali waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menawarkan unit yang dijual semakin besar. Mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Makara suatu analisis dengan membandingkan data beberapa tahun tanpa menciptakan pembiasaan terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru.
Laporan keuangan tidak sanggup mencerminkan banyak sekali faktor yang sanggup mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan lantaran faktor-faktor tersebut tidak dinyatakan dengan satuan uang.
Laporan yang dibentuk oleh administrasi merupakan alat untuk mempertanggung jawabkan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan. Pertanggung balasan pimpinan perusahaan itu dituangkan dalam bentuk laporan keuangan hanyalah pada hingga penyajian secara masuk akal posisi keuangan dan hasil perjuangan dalam suatu periode sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten.
Berdasarkan pengertian diatas sanggup disimpulkan laporan keuangan yaitu ringkasan dari suatu proses pencatatan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan yang biasanya meliputi: neraca, laporan keuntungan rugi, dan lapora perubahan modal.
Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan yaitu bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta yang telah dicatat (Recorded Fact), prinsip-prinsip dan kebiasaan- kebiasaan didalam akuntansi (Accounting Convention and Postulate), dan pendapat langsung (Personal Judgement). Hal tersebut dikemukakan dalam buku Analisa Laporan Keuangan.
 |
| Laporan Keuangan |
Dengan mengingat atau memperhatikan sifat laporan keuangan tersebut, maka sanggup ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu memiliki beberapa keterbatasan antara lain:
Laporan keuangan yang dibentuk secara periodik intinya merupakan intern report (laporan yang dibentuk antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final, lantaran itu semua jumlah- jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menawarkan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam intern report ini terdapat pendapat-pendapat langsung yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.
Laporan keuangan menawarkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat niscaya dan tepat, tetapi sebetulnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibentuk menurut konsep Going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar kini maupun nilai gantinya.
Laporan keuangan disusun menurut hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari banyak sekali waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menawarkan unit yang dijual semakin besar. Mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Makara suatu analisis dengan membandingkan data beberapa tahun tanpa menciptakan pembiasaan terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru.
Laporan keuangan tidak sanggup mencerminkan banyak sekali faktor yang sanggup mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan lantaran faktor-faktor tersebut tidak dinyatakan dengan satuan uang.
