Yang Dimaksud Pengertian Metode Pembelajaran Pengalaman Lapangan

Pengertian Metode Pembelajaran Pengalaman Lapangan - Belajar melalui pengalaman (Experiential Learning) mengacu pada proses berguru yang melibatkan penerima didik secara pribadi dalam problem atau materi yang sedang dipelajari. J. Dewey mengemukakan bahwa berguru merupakan proses dialektis yang mengintegrasikan pengalaman dengan konsep, observasi, dan tindakan. Berkaitan dengan itu Piaget mengemukakan bahwa berguru merupakan siklus interaksi antara individu dengan lingkungan, dengan unsur pokok terletak pada interaksi yang menguntungkan antara proses fasilitas konsep terhadap pengalaman konkret dengan proses asimilasi pengalaman terhadap konsep yang dimiliki. Pembelajaran pengalaman lapangan sanggup dilakukan baik di dalam ruang kelas maupun di luar ruangan. Hal ini diadaptasi dengan pokok bahasan yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran pengalaman lapangan yaitu upaya membelajarkan, melatih keahlian, kemampuan dan kebisaan warga berguru dengan memperlihatkan pengalaman konkret dan memperkenalkan dengan obyek pribadi baik di luar maupun di dalam ruangan.

Pembelajaran Pengalaman Lapangan

Metode pembelajaran pengalaman lapangan (Experiential Learning) berangkat dari sebuah pemikiran bahwa penerima didik akan sanggup berguru secara lebih efektif apabila dalam keadaan “fun”. Metode pembelajaran pengalaman lapangan diperlukan sanggup membawa penerima didik ke dalam keadaan yang “favourable” sehingga mereka sanggup dengan gampang menangkap materi yang diberikan.

Schank dalam bukunya “ Engines for Learning” mengemukakan bahwa untuk mempelajari sesuatu, seseorang akan lebih mendapat makna apabila orang tersebut mempraktikkannya.

Seperti juga diungkapkan oleh Gordon Dryden dalam bukunya “ The Learning Revolution” bahwa seseorang berguru dari apa yang ia lihat, ia dengar, ia rasakan, ia sentuh, ia baui dan ia lakukan. Pembelajar akan lebih memaknai apa yang dipelajarinya dari setiap apa yang dilakukannya.

Senada dengan Dryden dan Vos, Rogers mengemukakan ada tiga unsur penting dalam berguru menurut pengalaman  yaitu ; 1) Peserta didik hendaknya dihadapkan pada problem nyatayang ingin ditemukan pemecahannya, 2) Membentuk perilaku positif terhadap problem tersebut, dan 3) Perlunya sumber belajar, baik berupa munusia maupun berbentuk materi berguru tertulis/cetak. Sementara Darkenwald dan Merriam, menekankan pada pengalaman, penguatan (reinforcement) positif, motivasi instrinsik, materi berguru dan kiprah yang bermakna bagi kehidupannya serta faktor lingkungan.

Pembelajaran pengalaman lapangan berpusat pada penerima didik, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan dalam pembelajaran pengalaman lapangan yaitu pada proses belajar, dan bukan pada hasil. Pembelajaran ini didasarkan pada konsep bahwa penerima didik relatif lebih gampang memahami, lebih berpengaruh ingatannya, dan gampang menyusun keseimbangan antara kognitif, psikomotor, dan afektif. Pembelajaran pengalaman lapangan sangat baik untuk membantu kebisaan penerima didik dalam mengamati, mengukur, mencoba, membandingkan, merasakan, memotivasi, dan memberikanperlakuan-perlakuan yang berbeda dalam ogjek yang sama.

Menurut Edgar Gale dalam Learning Pyramid mengemukakan bahwa berguru akan lebih efektif apabila penerima didik sanggup melaksanakan apa yang telah mereka pelajari. Metode ini sanggup dipakai apabila:
a.  Bertujuan untuk memperlihatkan obyek pribadi dari pelajaran yang akan diberikan dan berafiliasi dengan ranah psikomotor.
b.  Berupaya untuk lebih meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang telah dimiliki dengan menerapkannya pada obyek yang sesungguhnya.
c.  Alokasi waktu yang tersedia cukup untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pengalaman lapangan secara intensif
d.  Tersedia sarana, alat atau media yang akan dipakai untuk praktik lapangan dan aneka macam fasilitas pendukung lainnya