Yang Dimaksud Pengertian Nabi Dan Rasul
Pengertian Nabi dan Rasul - Mengenai pengertian nabi dan rasul terdapat beberapa pandangan,namun pada dasarnya sama, misalnya, dalam Ensiklo...

https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-nabi-dan-rasul.html
2. Nabi ialah seorang utusan Tuhan yang membawakan anutan agama yang telah dibawakan ole rasul sebelumnya. Seorang nabi juga disebut sebagai basyir (orang yang membawa gosip gembira) dan disebut juga sebagai nadzir(orang yang memberikan peringatan) sesuai dengan anutan yang disampaikannya.
Berdasarkan pengertian di atas sanggup diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara pengertian nabi dan rasul, perbedaan itu adalah: nabi tidak diperingatkan memberikan wahyu Tuhan yang diterimanya itu kepada umatnya, sedang rasul di samping untuk dirinya sendiri juga memiliki beban risalah, maksudnya, disamping mendapatkan wahyu kenabian untuk dirinya sendiri, juga memiliki kiprah untuk memberikan wahyu itu kepada kaumnya. Rasul berkewajiban untuk mengajak kaumnya ke jalan yang benar. Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa setiap rasul ialah nabi dan sebaliknya setiap nabi belum tentu seorang rasul.
Amin Syukur dalam bukunya Pengantar Studi Islamjuga beropini sebagai berikut. Nabi secara terminologi ialah insan pilihan Allah untuk mendapatkan wahyu. Nabi dalam pengertian ini sama dengan pengertian rasul. Namun ada yang membelokkannya, bahwa rasul ialah manuasia pilihan Allah yang mendapatkan wahyu untuk disampaikan kepada umatnya, sedangkan nabi mendapatkan wahyu akan tetapi tidak diwajibkan memberikan wahyu kepada umatnya. Dan ada yang menyampaikan lain, bahwa rasul itu membawa syariat (aturan) baru, sedangkan nabi tidak. Dalam al-Qur’an sering digunakan kedua istilah tersebut untuk maksud yang sama. Dan akadang istilah rasul diperuntukkan selain insan menyerupai malaikat.
Islam menyebabkan iktikad kepada para nabi dan rasul sebagai salah satu rukun Aqidah Islamiyah(rukun iman).
Berdasarkan pengertian di atas sanggup diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara pengertian nabi dan rasul, perbedaan itu adalah: nabi tidak diperingatkan memberikan wahyu Tuhan yang diterimanya itu kepada umatnya, sedang rasul di samping untuk dirinya sendiri juga memiliki beban risalah, maksudnya, disamping mendapatkan wahyu kenabian untuk dirinya sendiri, juga memiliki kiprah untuk memberikan wahyu itu kepada kaumnya. Rasul berkewajiban untuk mengajak kaumnya ke jalan yang benar. Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa setiap rasul ialah nabi dan sebaliknya setiap nabi belum tentu seorang rasul.
Amin Syukur dalam bukunya Pengantar Studi Islamjuga beropini sebagai berikut. Nabi secara terminologi ialah insan pilihan Allah untuk mendapatkan wahyu. Nabi dalam pengertian ini sama dengan pengertian rasul. Namun ada yang membelokkannya, bahwa rasul ialah manuasia pilihan Allah yang mendapatkan wahyu untuk disampaikan kepada umatnya, sedangkan nabi mendapatkan wahyu akan tetapi tidak diwajibkan memberikan wahyu kepada umatnya. Dan ada yang menyampaikan lain, bahwa rasul itu membawa syariat (aturan) baru, sedangkan nabi tidak. Dalam al-Qur’an sering digunakan kedua istilah tersebut untuk maksud yang sama. Dan akadang istilah rasul diperuntukkan selain insan menyerupai malaikat.
Islam menyebabkan iktikad kepada para nabi dan rasul sebagai salah satu rukun Aqidah Islamiyah(rukun iman).
Artinya: Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan) “kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”. (QS al-Baqarah: 285)
Para rasul hakekatnya ialah rahmat Ilahi yang dianugerahkan kepada manusia. Maka sepanjang sejarah insan dan dari segala bangsa, Allah telah mengutur rasul untuk memimpin insan ke jalan yang benar. Sebagaimana Firman Allah SWT:
Artinya: Tiap-tiap umat memiliki rasul, maka apabila telah tiba rasulmereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil sedang mereka tidak dianiaya. (QS Yunus: 47)
Sejalan dengan keterangan di atas, Taib Tahir Abd Muin mengatakan, iktikad kepada para rasul Allah ialah kita wajib mempercayai bahwa para rasul itu insan yang dipilih menjadi utusan Allah untuk memberikan hukum-hukum, undang-undang atau aturan-aturan kepada insan pada setiap periode dan masanya masing-masing.
Kenabian merupakan karunia Allah yang dianugerahkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya yang tidak bisa diperoleh dengan kemampuan akal, tidak bisa dicapai dengan perjuangan dan memperbanyak ketaatan, dan tidak pula diterima sebagai warisan. Akan tetapi hanya bisa diterima melalui ide Ilahi dan taufiq-Nya.
Firman Allah Artinya: Allah menentukan utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS al-Haj: 75)
Hubungan ruhaniyah antara jiwa insan dengan alam di balik alam duniawiyah ini, kiranya telah sanggup mendekatkan pemahaman nalar kita bahwa Allah menentukan jiwa-jiwa yang memiliki hubungan erat dengan alam itu. Kemudian memberinya wahyuadalah merupakan hal yang sanggup diterima akal. Kemudian wahyu yang sudah diterima dan berisi anutan aqidah dan kemalahatan insan itu merupakan kewajiban dari Allah yang harus disampaikan kepada umat manusia. Karena itu, insan juga wajib mendapatkan anutan itu dan mengamalkannya dalam hidup dan kehidupan mereka.
Para rasul hakekatnya ialah rahmat Ilahi yang dianugerahkan kepada manusia. Maka sepanjang sejarah insan dan dari segala bangsa, Allah telah mengutur rasul untuk memimpin insan ke jalan yang benar. Sebagaimana Firman Allah SWT:
Artinya: Tiap-tiap umat memiliki rasul, maka apabila telah tiba rasulmereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil sedang mereka tidak dianiaya. (QS Yunus: 47)
Sejalan dengan keterangan di atas, Taib Tahir Abd Muin mengatakan, iktikad kepada para rasul Allah ialah kita wajib mempercayai bahwa para rasul itu insan yang dipilih menjadi utusan Allah untuk memberikan hukum-hukum, undang-undang atau aturan-aturan kepada insan pada setiap periode dan masanya masing-masing.
Kenabian merupakan karunia Allah yang dianugerahkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya yang tidak bisa diperoleh dengan kemampuan akal, tidak bisa dicapai dengan perjuangan dan memperbanyak ketaatan, dan tidak pula diterima sebagai warisan. Akan tetapi hanya bisa diterima melalui ide Ilahi dan taufiq-Nya.
Firman Allah Artinya: Allah menentukan utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS al-Haj: 75)
Hubungan ruhaniyah antara jiwa insan dengan alam di balik alam duniawiyah ini, kiranya telah sanggup mendekatkan pemahaman nalar kita bahwa Allah menentukan jiwa-jiwa yang memiliki hubungan erat dengan alam itu. Kemudian memberinya wahyuadalah merupakan hal yang sanggup diterima akal. Kemudian wahyu yang sudah diterima dan berisi anutan aqidah dan kemalahatan insan itu merupakan kewajiban dari Allah yang harus disampaikan kepada umat manusia. Karena itu, insan juga wajib mendapatkan anutan itu dan mengamalkannya dalam hidup dan kehidupan mereka.