Yang Dimaksud Pengertian Tuna Daksa
Pengertian Tuna Daksa - Tuna daksa berasal dari kata “ Tuna “ yang berarti rugi, kurang dan “daksa“ berarti tubuh. Dalam banyak literitur c...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-tuna-daksa.html
Pengertian Tuna Daksa - Tuna daksa berasal dari kata “ Tuna “ yang berarti rugi, kurang dan “daksa“ berarti tubuh. Dalam banyak literitur cacat badan atau kerusakan badan tidak terlepas dari pembahasan wacana kesehatan sehingga sering dijumpai judul “Physical and Health Impairments“ (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini disebabkan lantaran seringkali terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh, otak ialah sentra kontrol seluruh badan manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka atau infeksi), sanggup menjadikan sesuatu pada fisik/tubuh, pada emosi atau terhadap fungsi-fungsi mental, luka yang terjadi pada penggalan otak baik sebelum, pada saat, maupun sehabis kelahiran, mengakibatkan retardasi dari mental (tunagrahita).
Pengertian tuna daksa bisa dilihat dari segi fisiknya dan dari segi anatominya :
1. dari segi fisik, tuna daksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya mengalami problem sehingga menghasilkan kelainan di dalam berinteraksi dengan lingkungan social dan untuk meningkatkan fungsinya dibutuhkan aktivitas khusus dan layanan khusus.
2. pengertian yang didasarkan pada anatomi biasanya dipakai dalam kedokteran, kawasan mana yang mengalami kelainan.
Dalam kegiatan sehari-hari penderita Tuna Daksa membutuhkan alat bantu sebagai penunjang kegiatan, hal ini dikarenakan penderita Tuna Daksa mempunyai keterbatasan dalam mobilisasi. pola alat bantu yang dipakai ialah : Tongkat, kaki/tangan palsu, dingklik roda dan lain-lain. Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari mereka menentukan pekerjaan sesuai dengan pembagian terstruktur mengenai abnormalitas masing-masing.
Dengan keterbatasan fisik, namun para penyandang cacat dari golongan tuna daksa ini mereka sanggup bersaing dengan orang normal. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang dari penyandang cacat tuna daksa: saya bekerja yang penting halal, dan saya tidak mengharap belas kasihan orang lain.walaupun saya mempunyai kekurangan namun saya bisa menawarkan pada semua orang bahwa saya bisa dan bisa bersaing dengan orang normal. Dan dari pekerjaan saya itu, saya bisa menikahi pacar saya.
Berdasarkan citra faktual sebelumnya bawasannya moralitas yang terjadi di Yayasan PALUBI terkait dengan yang dijadikan tumpuan peneliti berkaitan dengan aspek-aspek moralitas, yaitu tiga prinsip dasar moralitas berdasarkan Frans Magnis Suseno diantaranya, prinsip bersikap baik, prinsip keadilan, prinsip hormat pada diri sendiri, maka yang terjadi di lapangan ialah sebagai berikut;
Berdasarkan prinsip bersikap baik, hal ini telah ditanamkan jauh-jauh hari oleh pengurus semenjak pertama kali membentuk yayasan PA LUBI, berdasarkan Ariyanto (ketua yayasan PALUBI) “prinsip bersikap baik ialah prinsip fundamental bagi warga PALUBI, mengingat keterbatasan anggota kami yang seluruhnya merupakan orang-orang yang berkebutuhan khusus, jadi kalau tidak didasari prinsip tersebut trus mau jadi apa mereka, sudah kurang secara fisik, tidak punya ketrampilan, apalagi kalau mempunyai prinsip yang tidak sejalan dengan kami, ya nggak tau menyerupai apa akibatnya mereka” dari paparan Ariyanto sanggup dipahami bahwa prinsip bersikap baik merupakan bentuk garis besar hukum organisasi PALUBI, dan sudah terbentuk turun temurun dari kepengurusan yayasan PALUBI. Berdasarkan draft pertanyaan akan keihklasan masuk menjadi anggota PALUBI peneliti bermaksud untuk menciptakan sinkronisasi dengan apa yang menjadi steatment yayasan dengan apa yang menjadi kesimpulan balasan anggota, yaitu berkaitan dengan hukum yayasan dan impian anggota, maka secara tidak pribadi adanya keihklasan dari anggota setidaknya menanamkan prinsip tersebut bahwa dengan memasuki PALUBI maka bermaksud untuk menjadi insan yang lebih baik minimal melalui sikapnya.
Menilik pada prinsip keadilan dari akumulasi balasan bahwa anggota akan menyebarkan pada teman dalam bentuk apapun, tentunya akan sangat efektif, dalam hal ini anggota mempunyai kesatuan tekad merasa satu nasib dan berangkat dari keadaan yang sama, prinsip ini diutarakan Taryo salah satu penyandang tuna wicara semenjak lahir yang dibantu diterjemahkan oleh pengurus, kurang lebih artinya sebagai berikut “bahwa ketika kami disini mempunyai nasib yang sama maka rejeki yang didapat paling tidak bisa mencicipi semua buat temen-temen yang ada di PALUBI ini” pernyataan juga ditegaskan Faizin, seorang pengurus PALUBI, “jika ada proyek pengerjaan barang atau pemesanan barang produksi dari PALUBI, kami akan mendistribusikannya secara merata semoga seluruh warga PALUBI tidak ada yang hanya diam, nganggur di base camp, pokoknya yang penting tiba ke sini ada kegiatan”.
Prinsip selanjutnya ialah prinsip menghormati diri sendiri, berdasarkan pengurus prinsip ini ialah imbas positif dari dua prinsip sebelumnya, artinya ialah ketika anggota sanggup secara terus menerus melaksanakan perbuatan baik, dan kemudian diimbangi dengan rasa adil, maka secara otomatis mereka akan merasa terhormat oleh perlakuan orang lain, dan tak jarang orang akan melupakan wacana apa yang menjadi kekurangan anggota selama ini secara fisik. Prinsip-prinsip tersebut kemudian akan dijabarkan secara lanjut dalam analisa pada penggalan selanjutnya.
Pengertian tuna daksa bisa dilihat dari segi fisiknya dan dari segi anatominya :
1. dari segi fisik, tuna daksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya mengalami problem sehingga menghasilkan kelainan di dalam berinteraksi dengan lingkungan social dan untuk meningkatkan fungsinya dibutuhkan aktivitas khusus dan layanan khusus.
2. pengertian yang didasarkan pada anatomi biasanya dipakai dalam kedokteran, kawasan mana yang mengalami kelainan.
Dalam kegiatan sehari-hari penderita Tuna Daksa membutuhkan alat bantu sebagai penunjang kegiatan, hal ini dikarenakan penderita Tuna Daksa mempunyai keterbatasan dalam mobilisasi. pola alat bantu yang dipakai ialah : Tongkat, kaki/tangan palsu, dingklik roda dan lain-lain. Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari mereka menentukan pekerjaan sesuai dengan pembagian terstruktur mengenai abnormalitas masing-masing.
Dengan keterbatasan fisik, namun para penyandang cacat dari golongan tuna daksa ini mereka sanggup bersaing dengan orang normal. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang dari penyandang cacat tuna daksa: saya bekerja yang penting halal, dan saya tidak mengharap belas kasihan orang lain.walaupun saya mempunyai kekurangan namun saya bisa menawarkan pada semua orang bahwa saya bisa dan bisa bersaing dengan orang normal. Dan dari pekerjaan saya itu, saya bisa menikahi pacar saya.
Pengertian Tuna Daksa |
Berdasarkan citra faktual sebelumnya bawasannya moralitas yang terjadi di Yayasan PALUBI terkait dengan yang dijadikan tumpuan peneliti berkaitan dengan aspek-aspek moralitas, yaitu tiga prinsip dasar moralitas berdasarkan Frans Magnis Suseno diantaranya, prinsip bersikap baik, prinsip keadilan, prinsip hormat pada diri sendiri, maka yang terjadi di lapangan ialah sebagai berikut;
Berdasarkan prinsip bersikap baik, hal ini telah ditanamkan jauh-jauh hari oleh pengurus semenjak pertama kali membentuk yayasan PA LUBI, berdasarkan Ariyanto (ketua yayasan PALUBI) “prinsip bersikap baik ialah prinsip fundamental bagi warga PALUBI, mengingat keterbatasan anggota kami yang seluruhnya merupakan orang-orang yang berkebutuhan khusus, jadi kalau tidak didasari prinsip tersebut trus mau jadi apa mereka, sudah kurang secara fisik, tidak punya ketrampilan, apalagi kalau mempunyai prinsip yang tidak sejalan dengan kami, ya nggak tau menyerupai apa akibatnya mereka” dari paparan Ariyanto sanggup dipahami bahwa prinsip bersikap baik merupakan bentuk garis besar hukum organisasi PALUBI, dan sudah terbentuk turun temurun dari kepengurusan yayasan PALUBI. Berdasarkan draft pertanyaan akan keihklasan masuk menjadi anggota PALUBI peneliti bermaksud untuk menciptakan sinkronisasi dengan apa yang menjadi steatment yayasan dengan apa yang menjadi kesimpulan balasan anggota, yaitu berkaitan dengan hukum yayasan dan impian anggota, maka secara tidak pribadi adanya keihklasan dari anggota setidaknya menanamkan prinsip tersebut bahwa dengan memasuki PALUBI maka bermaksud untuk menjadi insan yang lebih baik minimal melalui sikapnya.
Menilik pada prinsip keadilan dari akumulasi balasan bahwa anggota akan menyebarkan pada teman dalam bentuk apapun, tentunya akan sangat efektif, dalam hal ini anggota mempunyai kesatuan tekad merasa satu nasib dan berangkat dari keadaan yang sama, prinsip ini diutarakan Taryo salah satu penyandang tuna wicara semenjak lahir yang dibantu diterjemahkan oleh pengurus, kurang lebih artinya sebagai berikut “bahwa ketika kami disini mempunyai nasib yang sama maka rejeki yang didapat paling tidak bisa mencicipi semua buat temen-temen yang ada di PALUBI ini” pernyataan juga ditegaskan Faizin, seorang pengurus PALUBI, “jika ada proyek pengerjaan barang atau pemesanan barang produksi dari PALUBI, kami akan mendistribusikannya secara merata semoga seluruh warga PALUBI tidak ada yang hanya diam, nganggur di base camp, pokoknya yang penting tiba ke sini ada kegiatan”.
Prinsip selanjutnya ialah prinsip menghormati diri sendiri, berdasarkan pengurus prinsip ini ialah imbas positif dari dua prinsip sebelumnya, artinya ialah ketika anggota sanggup secara terus menerus melaksanakan perbuatan baik, dan kemudian diimbangi dengan rasa adil, maka secara otomatis mereka akan merasa terhormat oleh perlakuan orang lain, dan tak jarang orang akan melupakan wacana apa yang menjadi kekurangan anggota selama ini secara fisik. Prinsip-prinsip tersebut kemudian akan dijabarkan secara lanjut dalam analisa pada penggalan selanjutnya.