Yang Dimaksud Pengertian Zuhud
Pengertian Zuhud - Secara etimologis zuhud berarti “raghaba’an syai’in wa tara kahu”yang artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan meningg...
https://tutorialcarapintar.blogspot.com/2019/02/yang-dimaksud-pengertian-zuhud.html
Pengertian Zuhud - Secara etimologis zuhud berarti “raghaba’an syai’in wa tara kahu”yang artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan meninggalkannya. “Zahada Fi al dun-ya”berarti mengosongkan diri dari kesenangan dunia untuk ibadah. Orang yang melaksanakan zuhud dinamakan zahid, zuhadatau zahidun. Zahidin jamaknya Zuh dan, artinya kecil atau sedikit. Dan zuhuddi sini berupaya menjauhkan diri dari kelezatan dunia, dan mengingkari kelezatan itumeskipun halal. Dengan jalan berpuasa dan kadang kala pelaksanaannya melebihi apa yang ditentukan oleh agama. Semuanya itu dimaksudkan demi meraih laba alam abadi dan tercapainya tujuan tasawuf, yaitu ridla bertemu dan ma’rifat Allah SWT.
Zuhud ialah salah satu akhlak utama seorang muslim. Terutama dikala di hadapannya terbentang lebar kesempatan untuk meraih dunia dengan segala macam perbendaharaannya.Apakah itu kekuasaan, harta, kedudukan, dan segala akomodasi lainnya. Karenanya, zuhud ialah karakteristik dasar yang membedakan antara seorang mukmin sejati dengan mukmin awam. Jika tidak mempunyai keistimewaan dengan karakteristik ini, seorang mukmin tidak sanggup dibedakan lagi dari insan kebanyakan yang terkena fitnah dunia. Rasulullah pernah bersaba ihwal zuhud sebagai berikut:
Artinya: “Zuhudlah terhadap dunia pasti kau di cinta Allah, zuhudlah terhadap apa yang dimiliki insan pasti kau akan di cintai oleh mereka.”
Dalam pandangan kaum shufi bahwa dunia dan segala kehidupan bahan dan isinya ialah merupakan sumber kemaksiatan, kemungkaran yang sanggup menjauhkannya dari Tuhan, mengakibatkan kejahatan dan dosa. Karena hasrat, harapan dan nafsuse seorang sangat berpotensi untuk mengakibatkan kemewahan dan kenikmatan duniawi sebagai ghayah (tujuan akhir) dalam hidupnya, sehingga memalingkannya dari Tuhan. Oleh alasannya itu, maka seorang shufi dituntut untuk terlebih dahulu meninggalkan atau memalingkan seluruh aktifitas jasmani dan ruhani dari ha-hal yang bersifat duniawi.
Dengan demikian segala apa yang dilakukan dalam kehidupan tidak lain hanyalah dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga dunia tidak kuat dalam kehidupan, tidak mengakibatkan susah maupun senang, alasannya kesusahan menerutnya ialah ketika jiwa kita jauh dengan Tuhan dan kesenangan sejati ialah ketika bersahabat dengan-Nya. Karena susah dan bahagia dalam dunia bersifat sementara, sesuai dengan firman Allah dalam QS An-Nisa’, 4: 77: Artinya: “…Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan alam abadi itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.
Akan tetapi zuhud tidak berarti sama sekali meniggalkan kehidupan dunia dan semata-mata mengurus kehidupan alam abadi saja, zuhud ialah bagai mana cara seseorang memandang dunia.
Tanda-Tanda Zuhud
Imam Al-Ghazali menyebutkan ada 3 tanda zuhud,yaitu:
pertama, tidak bergembira dengan apa yang ada dan tidak bersedih alasannya hal yang hilang. Kedua, sama saja di sisinya orang yang mencela dan mencacinya, baik terkait dengan harta maupun kedudukan. Ketiga, hendaknya senantiasa bersama Allah dan hatinya lebih didominasi oleh lezatnya ketaatan.
Jadi, tanda zuhud ialah tidak adanya perbedaan antara kemiskinan dan kekayaan, kemuliaan dan kehinaan, kebanggaan dan celaan alasannya adanya dominasi kedekatan kepada Allah SWT.
Biasanya perilaku zuhuddi tunjukkan dengan jalan mengasingkan hati dengan menjalankan serangkaian ibadah, seperti: shalat, puasa, dzikir maupun bentuk ritual tubuh yang lain.
Tingkatan-Tingkatan Zuhud
Adapun tingkatan-tingkatan zuhud ada tiga macam yaitu:
- Mutazahiddin, ialah orang-orang yang berusaha zuhuddan berusaha atau bermujahadahuntuk memalingkan hatinya dari dunia.
- Zahid ya’riffu fi Zuhdihiadalah orang-orang yang zuhudterhadap dunia dan isinya alasannya Allah, akan tetapi masih terbesit sesuatu yang hilang (masih mencicipi kehilangan)
- Zuhdi fi Zuhdiadalah orang-orang yang zuhudyang sudah tidak mencicipi kezuhudannya sebagai hal yang istimewa melainkan sebagai hal yang biasa.
Kaprikornus kezuhudan tidak sanggup kita lihat dengan sedikitnya harta benda, pangkat, jabatan atau komplemen keduniawian yang lain, melainkan pengalaman psikis manusia berkaitan dengan bagai mana ia memandang bahan dunia ini.
Zuhud ialah salah satu akhlak utama seorang muslim. Terutama dikala di hadapannya terbentang lebar kesempatan untuk meraih dunia dengan segala macam perbendaharaannya.Apakah itu kekuasaan, harta, kedudukan, dan segala akomodasi lainnya. Karenanya, zuhud ialah karakteristik dasar yang membedakan antara seorang mukmin sejati dengan mukmin awam. Jika tidak mempunyai keistimewaan dengan karakteristik ini, seorang mukmin tidak sanggup dibedakan lagi dari insan kebanyakan yang terkena fitnah dunia. Rasulullah pernah bersaba ihwal zuhud sebagai berikut:
Artinya: “Zuhudlah terhadap dunia pasti kau di cinta Allah, zuhudlah terhadap apa yang dimiliki insan pasti kau akan di cintai oleh mereka.”
Dalam pandangan kaum shufi bahwa dunia dan segala kehidupan bahan dan isinya ialah merupakan sumber kemaksiatan, kemungkaran yang sanggup menjauhkannya dari Tuhan, mengakibatkan kejahatan dan dosa. Karena hasrat, harapan dan nafsuse seorang sangat berpotensi untuk mengakibatkan kemewahan dan kenikmatan duniawi sebagai ghayah (tujuan akhir) dalam hidupnya, sehingga memalingkannya dari Tuhan. Oleh alasannya itu, maka seorang shufi dituntut untuk terlebih dahulu meninggalkan atau memalingkan seluruh aktifitas jasmani dan ruhani dari ha-hal yang bersifat duniawi.
Dengan demikian segala apa yang dilakukan dalam kehidupan tidak lain hanyalah dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga dunia tidak kuat dalam kehidupan, tidak mengakibatkan susah maupun senang, alasannya kesusahan menerutnya ialah ketika jiwa kita jauh dengan Tuhan dan kesenangan sejati ialah ketika bersahabat dengan-Nya. Karena susah dan bahagia dalam dunia bersifat sementara, sesuai dengan firman Allah dalam QS An-Nisa’, 4: 77: Artinya: “…Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan alam abadi itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.
Akan tetapi zuhud tidak berarti sama sekali meniggalkan kehidupan dunia dan semata-mata mengurus kehidupan alam abadi saja, zuhud ialah bagai mana cara seseorang memandang dunia.
Tanda-Tanda Zuhud
Imam Al-Ghazali menyebutkan ada 3 tanda zuhud,yaitu:
pertama, tidak bergembira dengan apa yang ada dan tidak bersedih alasannya hal yang hilang. Kedua, sama saja di sisinya orang yang mencela dan mencacinya, baik terkait dengan harta maupun kedudukan. Ketiga, hendaknya senantiasa bersama Allah dan hatinya lebih didominasi oleh lezatnya ketaatan.
Jadi, tanda zuhud ialah tidak adanya perbedaan antara kemiskinan dan kekayaan, kemuliaan dan kehinaan, kebanggaan dan celaan alasannya adanya dominasi kedekatan kepada Allah SWT.
Biasanya perilaku zuhuddi tunjukkan dengan jalan mengasingkan hati dengan menjalankan serangkaian ibadah, seperti: shalat, puasa, dzikir maupun bentuk ritual tubuh yang lain.
Tingkatan-Tingkatan Zuhud
Adapun tingkatan-tingkatan zuhud ada tiga macam yaitu:
- Mutazahiddin, ialah orang-orang yang berusaha zuhuddan berusaha atau bermujahadahuntuk memalingkan hatinya dari dunia.
- Zahid ya’riffu fi Zuhdihiadalah orang-orang yang zuhudterhadap dunia dan isinya alasannya Allah, akan tetapi masih terbesit sesuatu yang hilang (masih mencicipi kehilangan)
- Zuhdi fi Zuhdiadalah orang-orang yang zuhudyang sudah tidak mencicipi kezuhudannya sebagai hal yang istimewa melainkan sebagai hal yang biasa.
Kaprikornus kezuhudan tidak sanggup kita lihat dengan sedikitnya harta benda, pangkat, jabatan atau komplemen keduniawian yang lain, melainkan pengalaman psikis manusia berkaitan dengan bagai mana ia memandang bahan dunia ini.