Yang Dimaksud Pengertian Eksistensialisme

Pengertian eksistensialisme memang tidak gampang dirumuskan. Ini alasannya yaitu dikala ada definisi berarti adanya pembatasan.  Kaum eksist...

A+ A-
Pengertian eksistensialisme memang tidak gampang dirumuskan. Ini alasannya yaitu dikala ada definisi berarti adanya pembatasan.  Kaum eksistensialis sendiri belum menemukan janji mengenai apa makna dari keberadaan itu sendiri. Namun, setidaknya dalam kesempatan ini ada beberapa tumpuan perihal definisi eksistensi. Istilah Eksistensialisme berasal dari kata latin “  eksistere”  yakni “ex” yang berarti “keluar” dan “sitere” yang berarti membuat, berdiri. Sehingga keberadaan berarti ”apa yang ada”, “apa saja yang dialami”, “apa yang mempunyai kualitas”. Secara singkatnya, keberadaan menekankan akan keberadaan.

Definisi lain menyatakan bahwa, Eksistensi berasal dari eks artinya keluar, sintesi artinya berdiri. Tidak jauh berbeda dengan definisi awal, eksistnsi di sini berarti bangkit sebagai diri sendiri. Menurut Heideggard  “Das wesen des daseins liegh in seiner Existenz” ,  da-sein yaitu tersusun dari dad an sein.  “da” disana. Sein berarti berada. Dengan demikian insan sadar dengan daerah atau keberadaannya. Ini definisi dari eksistensi.

Senada dengan definisi di atas, dengan redaksi yang sedikit berbeda. Istilah Eksistensialisme dari kata  “eks”  yang artinya “keluar” dan  sintensi  yang diturunkan dari kata kerja  “sisto”  yang artinya “berdiri ,menempatkan” oleh alasannya yaitu itu kata keberadaan diartikan sebagai ” insan yang bangkit sendiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya" sadar bahwa dirinya ada, yaitu yang disebut Aku”.

Jika mau jujur, definisi tersebut belum mewakili secara penuh perihal arti dari eksistnsialisme. Ini alasannya yaitu masih banyaknya perbedaan dikalangan parah hebat eksistensialis sendiri. Namun kalau kita mau menarik benang merahnya, akan terlihat titik persamaan dari mereka. Eksistensialisme intinya menekankan pada insan yang konkrit atau seutuhnya. Manusia sebagai makhluk yang bereksistensi, sadar akan keberadaan dirinya.

Kemudian kesempurnaan  eksistensi terletak di dalam “segala sesuatu” konsep keberadaan sebagai suatu yang paling komperehensif dan paling universal yang mempunyai landasan objektif, alasannya yaitu ia bukan sekedar kata kosong atau hayalan pengertian kita belaka tetapi konsep ini mempunyai keluasan yang paling luas melampaui semua bidang dari segi isi, dan konsep ini hanya menyangkut satu patokan yaitu eksistensi. Bila Hegel menyampaikan keberadaan itu berkonsidasi dengan ketiadaan, sebaliknya gerakan eksistensialisme menyampaikan konsep keberadaan itu tidak memperhatikan diterminasi-isi partikular dari eksisten itu tetapi konsep ini yaitu konsep yang seluruhnya tidak ditentukan.

Secara primordial, keberadaan yaitu kesempurnaan mendasar dari setiap eksisten. Konsekuensinya ada yang berperan sebagai partisipasi dari keberadaan itu. Eksistensi akan memperlihatkan pengendali sebagai pusat. Ia menjadi sentra dari pengendalian itu sendiri.  Kalau berdasarkan pengrtian yang lebih luas, keberadaan meliputi “ada yang mungkin” dan sesuatu apakah “memiliki”  eksistensi. Pembahasan perihal Tuhan masuk dalam pengrtian ini. Eksistensi sanggup ditelusuri dari sifat-sifat dasarnya.

Sedangkan, berdasarkan Parkey  aliran eksistensialisme terbagi menjadi 2 sub besar, yaitu; bersifat theistic dan atheistic. Theistic yaitu fatwa keberadaan yang masih menganggap keberadaan Tuhan, mengakuinya. Sedang Athistic yaitu fatwa yang melepas diri dari Tuhan. Ia sudah tidak menganggap lagi adanya Tuhan. Bahkan mereka tidak segan-segan mengungkapkan kata-kata yang sangat sensitive bagi orang yang beragama, menyerupai kata “Tuhan telah Mati”.

Jika mau ditelusuri, pendidikan mempunyai relasi bersahabat dengan Eksistensialisme. Ini terjadi alasannya yaitu hanya manusialah yang menerima pendidikan. Diketahui juga bahwa keberadaan mendasarkan pembahasannya pada manusia.

Eksistensi sudah barang tentu merujuk pada sesuatu yang ada. Keberadaannya pun harus dialami oleh banyak orang. Ini salah satu bentuk pembuktian adanya eksistensi. Diketahui bahwa ada dua metode pembenaran atau pembuktian dalam  filsafat, yakni verifikasi dan falsifikasi. Dalamverifikasi berarti kita mengambil objek yang sama untuk mendukung. Bertentangan dengan falsifikasi yang berarti bahwa kita mencari perihal objek yang berlawanan. Jadi, dalam verifikasi, semakin banyak objek  pendukung kian kuat, sedang dalam falsifikasi semakin banyak objek yang berlawanan ditemukan, maka semakin lemah.

Related

pengertian 333166822798673305

Technology

Hot in week

Recent

Comments

item